Mohon tunggu...
M. ERIK IBRAHIM
M. ERIK IBRAHIM Mohon Tunggu... Freelancer - 🐇🦢🌱Berakit Rakit Ke hulu, Berenang renang ketepian, aku bersungguh sungguh untuk kamu, TAPI, kamu malah demikian🌴🌿
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

🐇🦢 Terbentur----TeRBENTUR----TerbENTUR----TERBENTUK🐇🦢

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengapa Dia Terdiam?

3 Oktober 2022   20:29 Diperbarui: 5 Oktober 2022   22:45 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menoleh ke sana dan kesini, di keramaian, tapi, tetap saja ia merasa sendiri

Saat ia menepi sejenak, sebenarnya ada huru-hara yang gelagapan menyertai nya. Tangisnya sembari merengkuh dan tertunduk kebawah. 

Surau Surau ia jadikan tempat mengadu kepada sang Pencipta, Muara pinta keadilan cercaan, mendekatlah kepadanya. 


Ia ingin nimbrung... , rasa canggung meratap

Ia ingin berbincang, seketika mulut terpaku dan terkunci. 


Mengapa ia terdiam. Mungkin, menilai dari satu sisi, tiada cukup, apa lagi, siulan kabar burung yang kau layangkan kepadanya... 

Demikian juga cercaan...


Sebenarnya ia berusaha merangkai kembali. Asa semangat mengarungi hidup... Tetapi jika itu yang ia dapati,... 

Malam ini pun rasanya menjadi getir baginya... 

Memilih perut gersang daripada kenyang dalam rintihan

Perlahan tapi tapi pasti, do'akan saja, ia bangkit... 

Merangkak keluar menapaki tangga tangga yang ia susun utuh. Yang sebelumnya rapuh... 

Mengapa ia terdiam? Tanyakan padanya dilubuk hati yang paling dalam...


***Mengapa Ia Terdiam***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun