Tungku dengan kayu bakar itu telah menjadi arang hitam pekat. Sederhana saja...! untuk menghidangkan sebuah makanan di bejana yang terkapar.
Dulu, aku melerai rumah rumah yang bising menjadi tentram dan damai. Sukar di kata dan sulit dibayangkan.
Ketika tungku kayu terganti kompor gas...
Ketika kompor gas terganti kompor listrik...
Dan ketika gas elpiji terganti kompor listrik...
Harus asa apalagi yang harus ku dermakan...?
Jika azam batu pualam itu terganti, siulan burung juga terganti,... Lalu apalagi yang akan terganti.
Malam ini akan terganti oleh esok hari
Kesukaran akan terganti kemudahan
Tonggak air payau dengan ikan kerapu sejenak ku mampatkan...
Manakala ini juga akan terganti...
Lelayung kesedihan acapkali singgah menembus bilah bilah kalbu.
Mungkin diri ini juga akan terganti...
Lusuh menjadi rapi
Air mata duka terganti air mata bahagia
Dentuman dan desiran angin, bawalah permintaan Muara pinta jutaan pasang mata ini,...
Agar kesukaran silih berganti dan terganti...
****Semarang, 23 September 2022****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H