Dulu aku mengenal mu, indah. Rentetan rencana sudah ku tandaskan dengan pena dan kertas putih.
Meraung-raung hati ini menulis nya. Sumringah berderai air mata pun turut menyertai nya.
Apalah daya...! Manakala sudah diujung mata hingga realita mulai berdatangan. Riuh riuh percaya diri seakan pudar.
Merengkuh sendirian dalam kepiluan, memang getir rasanya,...
Kepada siapa, curahan hati ia hibahkan. Kecuali ke Tuhan sang Pencipta Alam saja.
Ekspektasi...
Dibawa penuh emosi dan harap tinggi...
Penuh puing puing percaya diri...
Hingga sejenak lupa diri...! Aduh, siapakah itu?
Dimenit waktu yang kian berjalan. Bertandang ke angka satu ke angka yang lain. Mengisyaratkan jangan menyia nyiakan waktu.
Ku coba....
Merangkul ekspektasi dengan lapang dada
Meskipun jadi sahabat, kalbu bergumam nista.
Merangkul ekspektasi jadi sahabat...
Meliuk-liuk cobaan, berliku-liku terbesit?
Bagaimana cara aku melewati nya?
Walaupun bergeming, seakan dunia enggan mendukungmu...
Melirikmu bahkan akan mengacuhkan mu.
Ekspektasi harus kau bangun bagai titian jembatan yang menghubungkan asa satu dengan serpihan asa yang lain
# M. Erik Ibrahim
# Sore, yang Tidak Sesuai Ekspektasi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI