Aku berharap
Kedua bola mata ini, tidak mengeluarkan banyak air mata kepalsuan.
Kasihan. Senantiasa ia singkap dengan jari jemari nya hingga untaian kata penenang hati. Seolah tiada angin tiada hujan mengguntur
Aku berharap
Kotak rubik. Ingin ku melihat nya sejenak, membayangkan warna berhamburan bagai masalah yang enggan terpecahkan. Rumit dan nan pelik.
Aku berharap. Bisa terhimpun dan menyatu dalam satu warna bagai solusi dan petuah tak berujung
Aku berharap
Sepandai-pandai tupai melompat, akhirnya jatuh ke jurang juga. Isyarat kegagalan yang senantiasa melekat di sanubari
Aku berharap
Semakin berisi, semakin merunduk, hiruk pikuk dalam hitam legam kepulan asap cacian, cercaan hingga cemoohan. Aku harap segera pudar.
Lenyap sirna hingga ditelan bumi....
Aku berharap
Diam itu emas...! Tidak selalu, tapi patrikan itu senantiasa dalam jiwa ragamu.
Ingin marah kemurkaan...! Sejenak tahanlah
Hendak turut dan patuh pada nafsu..! Palingkan lah , dan gumam dan merenung
Aku berharap
Setelah kesukaran, kemudahan terjadi
Setelah gelap gulita, terang benderang bintang kecil dan sinar rembulan menghiasi
Setelah Kesunyian dan keheningan, riap riuh kerukunan tanpa cacian dan cercaan.
# M. Erik Ibrahim ( Dimalam minggu yang penuh harap)
# Sebuah gambar hati dilangit langit malam menghiasi. Ilustrasi by sragen update. com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H