Angin... Sang angin yang sepoi-sepoi juga mendukung tetangga nya itu yang membuat tidur kala semakin terlelap dan tak bergerak sedikitpun.
Hanya... Terpaku... Terdiam... Dan bergeming.. Dan hanya helaan napas yang keluar dari hidungnya.
Tetangga nya semakin dekat dengan kala dan menghampiri makanan yang dibawa kala tersebut dengan sangat pelan tanpa ada suara.
" Ssst... Tetaplah terlelap dalam tidur mu ya, selamat menikmati tidur mu, dan lihat apakah setelah ini nanti kau akan bahagia"
Ujar tetangga nya itu dengan pelan seperti berbisik kepada kala sembari menuangkan serbuk yang nanti nya akan membuat tetangga nya mual mual dan pusing.
Waktu semakin siang... Tetangganya itu langsung ingin segera beranjak pergi dan meninggalkan kala yang sedang terlena dengan tidurnya.
Matahari yang kian menusuk kelopak mata kala, membuat nya ia terbangun dan segera ingin menghantarkan makanan kepada tetangga nya..
Ia bergegas berlari... Berlari... Dan berlari agar segera sampai... Dan tibalah ia setelah lima menit kemudian berlari..
Ia mengetuk pintu dan mengutarakan kalimat yang sopan agar tetangga nya tidak merasakan terusik dan bisa mempersilahkan masuk..
Ia segera menghampiri tetangga nya yang tengah berbaring dan memberikan makanan untuk nya
" Terimakasih, Nak, kebetulan sekali, aku belum makan dan kamu datang diwaktu yang tepat "