Mohon tunggu...
M. ERIK IBRAHIM
M. ERIK IBRAHIM Mohon Tunggu... Freelancer - 🐇🦢🌱Berakit Rakit Ke hulu, Berenang renang ketepian, aku bersungguh sungguh untuk kamu, TAPI, kamu malah demikian🌴🌿
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

🐇🦢 Terbentur----TeRBENTUR----TerbENTUR----TERBENTUK🐇🦢

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Jungkat-jungkit

13 Juli 2022   19:44 Diperbarui: 21 Juli 2022   08:47 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
M. Erik Ibrahim| Ilustrasi Foto by Pixabay

Bagaimana awan bertanya pada ilalang dan hiruk pikuk yang menimpanya. Sketsa Dahulu

Kehidupan nya begitu kalut---Bisa saja bahagia setinggi pencakar langit---bisa saja terpuruk seperti jurang kebinasaan.

Namun bisa juga---tetiba awan dan tangisan menggunturnya---menderanya tiba tiba bagai tersayat sayat diatas titian asa gayung bersambut. 

Jungkat-jungkit---Pertanda masalah menghujam begitu pelik nan menderu kalbu hingga membuat raga terkecik

Apalah daya...? 

Skenario sang Pencipta senantiasa harus terpatri dan tertanam dalam diri

" Bahwa "

Nestapa waktu yang mengarungi hidupmu---kau bisa melewati nya

Lihatlah, jam itu masih terpaku diatas dinding, menyemangati mu dalam bilik kamar beralaskan dipan dipan peristirahatan mu


Untuk... 

Membantu mu merajut asa dalam poros kehidupan yang tersisa

Mungkin---Mungkin---tak bisa terulang kembali, tidak bisa diputar lagi kebelakang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun