Mohon tunggu...
M. ERIK IBRAHIM
M. ERIK IBRAHIM Mohon Tunggu... Freelancer - 🐇🦢🌱Berakit Rakit Ke hulu, Berenang renang ketepian, aku bersungguh sungguh untuk kamu, TAPI, kamu malah demikian🌴🌿
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

🐇🦢 Terbentur----TeRBENTUR----TerbENTUR----TERBENTUK🐇🦢

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Berkaca di Balik Air yang Tenang

12 Juli 2022   21:07 Diperbarui: 12 Juli 2022   22:13 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
M. Erik Ibrahim | Ilustrasi by Pixabay oleh Kingkurt

Entah beberapa hari ini, perilaku Amanina gundah gulana, gelisah, dipenuhi bungkam yang mendalam. 

Amanina---seorang hamba sahaya beranjak dewasa yang tinggal disebuah kota besar yang hidupnya merantau di kos yang minimalis, tapi cukup untuk ia tinggali. 

Tidak jauh kok...! Sekitar 3 km dari Monas ( Monumen Nasional ) , Kota Jakarta. Dan disana ia tinggal sendirian bersebelahan dengan tetangga kos yang baik hati dan ada juga yang arogan. 

Amanina... dengan perbekalan yang ia punya dan saku dari keluarga, ia harus rela jauh dari perantauan menginap sendirian. 

Musik tak jarang...! Tak jarang ia dengarkan dikala hening dan sepi menghantam kos nya yang membuat suasana bergeming seperti tidak ada kehidupan. 

" Apa aku salah ketika memutar sebuah alunan lagu, untuk memeriahkan hari ku, ya? "

Ya seperti itulah jika kebimbangan terjadi pada diri Amanina,... Tidak menyalakan musik, nanti hari jadi sepi. 

Menyalakan musik---nanti tetangga sebelah malah terganggu dengan kehadiran musik ku ini. Bimbang... Bingung sama pasrah. 

Malang tak dapat diraih, nasib tak dapat ditolak, gigih giat ber ikhitiar ia harus tampakkan dan tunjukkan ke dirinya agar membuat ia selalu bahagia. 

Sesekali membawa uang seadanya, pakaian minimalis ia kenakan untuk menyusuri sungai dengan titian air yang jernih. 

Menghela napas dalam dalam tak jarang ia lakukan demi membuat nya sedikit tenang dan lebih lega dengan keadaan nya yang seperti ini. 

Menghibur diri dengan memercikkan air sungai di wajah nya agar senantiasa segar bugar dengan segala kejenuhan yang ada. 

" Aduh... Mengapa aku tiba tiba menangis ketika melihat dan berkaca di air sungai ini? "

Waktu berlalu begitu cepat nya hingga ia tak sadar sedang menatap air sungai dan air mata pun terjatuh. 

Keluh kesah nampaknya ingin ia bagikan bersama air air, bebatuan, ikan ikan kecil dan penduduk alam Buana disana. 

Mungkin matahari terbit dan terbenam, inilah yang ia rasakan sebenarnya, rasa manis pahit dan getir ia curahkan dan hadapi sendiri.. 

"Matahari segera terbenam, aku harus segera pulang? "

Begitulah ketika ia harus bergegas dan terpaksa disadarkan alam bahwa ia harus segera pulang dan isak tangis tadi sudah ia keluar kan dan dicurahkan. 

Menapaki jalan dengan selipa atau sendal jepit yang ia bawa berwarna biru sebagai alas kaki pelindung diri agar tidak terkena duri maupun bebatuan yang bisa saja menggetarkan hati. 

Cepat... Cepat... Cepat...! Ia harus lari, lari dan lari sebelum langit cerah berubah menjadi gelap dan mendung. 

" Setidaknya,dengan berkaca dan berkeluh kesah di air sungai dan membuat air mata terjatuh, bisa membuat nya sedikit lega dan pulih bagi Amanina "

Sumber foto : https://pixabay.com/id/photos/air-mengalir-anak-sungai-alam-226967/

# M. Erik Ibrahim

# Selasa, 12 Juli 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun