Awas!.......
Seharusnya menjadi tempat berteduh
Kini... dibuang dan disingkirkan bagai barang lusuh
Manakala bibir saling mencuat dengan cuitan berbau tahta
Berbisik halus tentang harta
Mata menjadi buta dan segala cara
Dihalalkan
Pak Selamet...! Sungguh mulia perangai mu
Merawat anak anakmu dengan penuh kasih dan segala harta berkecukupan
Namun... Air tuba harus diterima
Disingkirkan...
Mencoba diasingkan ditempat jauh
hingga leluasa menikmati harta
Tanpa campur tangan orang tua
Nak...!
Sadarkah... Detak jantung nya masih hidup dan denyut nadi masih tertata rapi dikalbu
Mengapa...! Harta kau bicarakan, warisan ingin segera kau dapatkan
Bagai kacang lupa kulit
Pagar makan tanaman
Semoga...! Pak selamet, tenang di sisi-Nya
Dan anak anaknya...
Bersenang senang lah bergelayut gelimang harta orang tua
Diatas penderitaan orang lain
" Tapi nanti...tunggu saja...!"
Akankah selamanya bahagia
Atau engkau akan dirundung duka
Atau penyesalan hingga alam baka
Bergelimang harta diatas kesedihan orang tua...! "Hati-hati saja..., atau bertaubatlah"
Informasi
Sosok Pak selamet ini adalah seorang ayah dari 5 orang anak yang ia rawat dengan baik dengan segala kecukupan harta.
Akan tetapi, yang di inginkan anaknya adalah harta dan bagaimana cara menyisihkan orang tuanya agar warisan segera jatuh ke tangan mereka.
Mempunyai anak banyak...! Memang, tetapi tidak ada satupun yang peduli akan kehidupan sosok Pak selamet hingga di pindahkan ketempat yang jauh hingga akhirnya meninggal dunia.
Dan anaknya, maksudnya... Ke lima anaknya, menikmati harta warisan orang tuanya tanpa rasa khawatir atau belas kasih sedikitpun pada Pak selamet.
"Semoga sosok Pak selamet tenang di alam sana dan menemukan tempat yang lebih terang,Amiin...Al Fatihah untuk Pak selamet"
# M. Erik Ibrahim
# Semarang, 06 Juli 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H