Kini saatnya lelayung isak tangis harus ku ganti
Bagaimana tidak... Jutaan kebahagiaan akan menghampiri mu
Jikalau engkau tidak terus murung merenung sedih bergelayut dan bergeming
Baca juga: Cerpen: Nenek Asmi dan Kayu Bakar
Telah terpotret oleh mata elang ini gadis cantik. "Oh...siapakah gadis dalam kejauhan itu?..."
Jodoh bagai isi kuaci yang tertutup kulit hitam asin menggetarkan lidah ini
Lihatlah baik baik... Derai derai ombak berdentum dan menggetarkan hatimu
Ayo... Pucuk dicinta, ulam pun tiba, bergegas lah hampiri dan dekati ia
Teluh...! Iya, sebongkah teluh persembahkan lah untuk memikat nya
Tunggu...! Poros waktu dan jiwa dipantai Sadranan yang suci telah membuat jiwa cakrawala ini tentram
Teluh...! Tunggu, meskipun derap derap rindu menggebu tuk menemuinya. Tidak
Teluh...! Berbahaya, nyawa demi nyawa bisa lenyap sirna akan ketamakan yang ingin kau gunakan
Baca juga: Cerpen: Mengapa Harus AkuTeluh gantung jodoh...! Jangan, secarik tulisan itu kau jangan pergunakan untuk nya
Pantai Sadranan...! Pantai yang suci, jangan kau melanggar kuasa ilahi
Hati hati...! Teluh gantung jodoh bisa menyelimuti dan membayangimu dengan tabir dan selimut kegelisahan
Tat kala kau bersikukuh dan gigih mengeraskan hatimu sekuat batu dan sekeras baja
Ingatlah, lembaran lembaran bahaya akan silih berganti, datang kepadamu.
Seperti hari ini. Tetap tengadah kan tanganmu dan bermunajat lah, jodoh pasti... pasti....
Jodoh...! Akan menghampiri mu dengan sendirinya dan percayalah kepada-Nya
Teluh Gantung Jodoh
M. Erik Ibrahim
20 Juni 2022
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI