Seperti hari ini. Sinar mentari pagi menembus kedua kelopak mataku, sehingga terpaksa harus terbangun
Aku---seorang pemuda biasa, tapi selalu ingin punya tujuan dan harapan kecil yang ingin digenggam walau tak nampak dan membekas sekalipun didunia maya.
Jam tangan di lengan ku juga berdetak kesekian kalinya, berdering berjuta kali untuk menyadarkan ku bahwa... Segeralah bangun.
Ayo---bersihkan sekujur tubuh mu dari segala kemalasan, dan menjauh lah dari lamunan yang terus menghantui mu.
Seperti pagi ini. Tenaga dan pikiran harus senantiasa terjalin silaturahmi agar tercipta suatu pekerjaan yang mumpuni dan membahagiakan.
Secarik kertas demi secarik kertas ku robek dan diganti coretan tinta sebuah pena dengan gagasan yang indah.
Namun... Lagi lagi, nasib tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Sedari pagi asa yang ku tandaskan, satu persatu mulai tergeser, pudar dan luntur.
Seperti hari ini. Sesekali ku menelusuri Lembah dan pedesaan senantiasa melepas penat dan merenung sedalam-dalamnya.
Sepeda tua dengan dinamo senantiasa ku gunakan dan payung juga tak ayal ku bawa pergi menyusuri indahnya negeri.
Ku teropong dengan mata elang ku sedetail mungkin satu persatu. Burung Camar, burung merpati berkicauan. Padi Padi nan hijau dan asri hingga bunga lavender yang semerbak dihati.
Di muara pinta---acapkali lantunan doa kupanjatkan manakala mata terpejam sejenak dengan perlahan.