Mohon tunggu...
M. ERIK IBRAHIM
M. ERIK IBRAHIM Mohon Tunggu... Freelancer - 🐇🦢🌱Berakit Rakit Ke hulu, Berenang renang ketepian, aku bersungguh sungguh untuk kamu, TAPI, kamu malah demikian🌴🌿
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

🐇🦢 Terbentur----TeRBENTUR----TerbENTUR----TERBENTUK🐇🦢

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Caca dan Hari Raya

18 Juni 2022   19:44 Diperbarui: 18 Juni 2022   20:12 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by Pixabay / AndyTriggerRaw

Cukup...! Cukuplah sebongkah daging ini mengobati rasa sedih caca karena tak biasanya ia memakan daging... Hanya hari tertentu saja. 

Yeaayy... Bergegas dan bersemangat. Caca hari ini ingin membuat sate saja. Iya...! Sate daging kambing. 

Sebelum itu ia membuat tusuk sate nya dengan bambu terlebih dahulu dan membuat arang yang dibuat dari kayu yang dipanaskan dan dibakar hingga kehitam-hitaman. 

Segala bumbu pamungkas nya, tak lupa caca siapkan. Seadanya saja... !Kacang, air, Cabai, gula merah. 

Setelah tusuk dan arang sate sudah siap, saatnya caca memulai menancapkan daging kebilah bilah bambu secara perlahan lahan. 

Tak lupa ia celupkan ke bumbu yang sudah disiapkan tadi. Sate sate.... Begitu katanya

Sate sudah siap dan bumbu kacang yang ia sisihkan sebagian tadi disantap dengan sate yang ia bakar hangat hangat tadi. 

Menikmati sate diatas dipan kayu seadanya, hidung caca masih saja tak bisa membohongi, ada bau rendang, tengkleng yang membuat nya bersedih. 

Dan sesekali ia menyeka air matanya dan bergumam dalam hati, 

Hmmm, kapan kah aku bisa menikmati hidangan seperti itu, aku sebenarnya aku juga mau... Tapi, ya sudahlah, tidak mengapa... 

Bergumam nya caca itu membuat ia kembali bersedih, akan tetapi ia harus mengingat ada daging yang sudah ia olah menjadi sate yang harus ia syukuri... 

Tidak mengapa...! Sesekali ia mengatakan itu sebagai rasa syukur, menyeka air mata yang hampir menetes hingga merenung tertunduk hingga mengelus elus dadanya....


# Caca Bersyukur, 18 Juni 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun