Takbir sudah berkumandang---saatnya caca menggelar sejadah diatas ubin putih didalam masjid dekat rumah nya.
Khusyuk.....! Sssst... Abaikan ia, jangan ganggu ibadah nya, biarkanlah ia berdoa dengan Poros waktu entah lamanya...
Paripurna sudah segala rencana ibadah yang harus dilalui, saatnya caca pulang menunggu sebongkah daging datang.
Ia pulang dirumah sepetak yang ia miliki yang sebenarnya peninggalan nenek nya dan tak terasa ,ia juga bergumam...
"Mudah mudahan, hari ini caca beruntung dapat daging lagi, entah berapa lama ya...aku tak pernah memakan daging lagi.. aku lupa? "
Sesekali penat menunggu daging datang, ia mencoba mengistirahatkan jiwa raganya diatas dipan kayu sederhana dan berbaring disana.
Begitu bergembira nya Caca, ketika apa yang ia idam idamkan datang juga sambil berbicara yang tak sengaja didengar oleh seseorang yang mengantarkan daging itu...
Pucuk dicinta, ulam pun tiba, waahh... Terimakasih, akhirnya aku dapat daging juga.. Upss..
Seseorang yang mendengar itu langsung menutup mulutnya dan tersenyum karena tetap terlihat meskipun jari jemarinya mencoba menyeka dan menutupinya.
Caca----tak heran, karena caca adalah anak yang periang meskipun dibalik itu ia harus bergelut dengan masalah nya yang nanti nya akan datang.
Tidak sabar....! Daging yang ia bawa, harus segera diolah, karena lemari pendingin, ia tak punya.