Kebisingan dan gundah gulana, ketika sebuah kata kata berbisik menyayat mulai membuka tabir tabir kepalsuan.
Bilik kamar Seolah ikut berdecak dan bergetar kencang menggema diantero jagat raya disertai risau tak terhingga
Mengapa tidak...! Bisa saja, secuil bisikan nan suara halus bisa melayangkan bencana tanpa pandang bulu hingga membabi buta
Seperti hari ini. Rasanya aroma aroma menyengat nan menyesakkan dada telah bercengkrama kepadaku
Bulu hidung nan biasa menghirup udara sejuk nan asri, kini harus ku tutup rapat hingga ke pori pori
Telinga...! Telinga juga tidak pernah absen untuk menyimak mulut demi mulut sedang beradu
Ghibah...! Alunan suara bisik bisik disertai lirikan tajam nan mengulik rasanya ingin ku timpa dan sumbang dengan sebongkah baru
Lihat....! Langit biru nan cerah saja bisa menjadi mendung, bagai muram dan ingin mengguntur mulut yang Berghibah itu
Ghibah bagai sulutan api yang bisa membawa bencana dengan muka durjana
Karena nila setitik bisa rusak sebelanga dengan segelintir fitnah bertebaran dimana mana
Sssttt....! Jari jemari tangan mu gunakanlah untuk memberi wejangan pada bibir mungil mu
Seperti hari ini. Iya, nanti kedamaian gemah ripah loh jinawi disertai ketentraman hati akan datang kepadamu
Seperti esok...! Tahan ghibah sekuat tenaga mu dengan penuh harapan dan bayang bayang kecemasan bergelayut azab yang nanti bisa saja menimpa dirimu.
Kini... Esok... Atau Nanti...
Bacaan lain
Silakan bisa membaca Mengapa Harus Aku , Di Muara Pinta, Sedikit Tips Mengatasi Rasa Sedih. Semoga dapat membantu- M. Erik Ibrahim
08.06.2022
M. Erik Ibrahim
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H