Duduk duduk menikmati gemah ripah loh jinawi teringat sahabat nan terpatri disanubari
Membekas...! Ia meninggalkan akhlak nan budi pekerti agar jadi wejangan kelak suatu saat nanti
Bibir mungil ini tak bisa mangkir lagi ketika ia mulai menyusun kata kata dan menghujam penuh makna pada orang yang mencoba memperolok olokannya.
Cerdas....! Menyingkap dibalik tabir putih transparan adalah caranya,... Halus , lembut sekaligus menusuk dan menohok sampai ke ubun ubun penerima nya
Memilah dan memilih dengan seksama apa yang harus ia utarakan, bandingkan dan perdebatkan.
Seolah ia alergi dengan perihal yang kurang berarti bagi kelangsungan hidupnya
Cermat...! Sematkanlah untaian kata itu didalam batin mu untuk orang yang kau kagumi agar ia tak besar kepala dan justru rendah hati yang ia tampakkan.
Tak ingin membuang detik waktu yang terlalu berharga dengan segala cemoohan. Ia alih fungsikan dengan berbagi kebaikan dan melihat panorama alam nan menawan.
Cekatan...! Tunggu, jangan kau tergesa-gesa katakan itu pada makhluk hidup yang kau idam idamkan
Agar kesombongan tak menghujamnya dan kau tetap bertahan dan bersamanya.
Bibir , mata, mulut, telinga hingga hati tak bisa ku bohongi lagi, terus bersinarlah kawanku disana....
# Tulisan ke 177
# Puisi
# M. Erik Ibrahim
# 31 Mei 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H