Pada langit nan cerah sumringah, hamparan muka ini menyeringai begitu dan gembira tak tergambar
Riap riuh suara burung tak henti hentinya terdengar dengan suara bisingnya yang menggejolakkan kalbu hingga tiada bergeming
Mata ini menyongsong kedepan sembari menikmati hamparan jalan yang penuh dengan alunan kedamaian, ketentraman nan siulan angin yang membuat merdu semakin terpancar dengan nyata adanya
Tapi, mata elang ini tak bisa dipungkiri ketika melihat aura wajah tak sedap dihati dan semakin menusuk kalbu yang membuat hati merintikkan air mata namun tak bisa saat itu juga
Senyum palsu jurus yang kutampakkan dengan segenap hati yang masih meradang bagai tak bisa menampik masa lalu yang terulang ulang
Rona kepiluan itu bagai terukir pedih yang bertubi tubi bagai tertimpa angin topan yang tiada henti
Senyum Palsu dan mata elang yang bergegas berpaling bagai unjuk gigi mewakili perasaan gundah gulana nan menyeruak di sanubari
14-April-2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H