Jam dinding itu telah terdiam membisu entah lamanya
Sembari mata sipit ini menatapnya hingga pedih berlinang air mata
Raga bisu ini tak berdaya dan terbungkam dengan tatapan kosong
Seolah mulut ini tak ingin riap riuh dan enggan banyak omong
Tangan ini bagai gerah tuk segera mengepal dengan mata terpejam
Hidung ini bagai tak terbendung lagi tuk menghela napas sedalam-dalamnya
Kalbu di sanubari seolah, bergumam, berbincang dan berdebat
Nan hingga menimbulkan kesilapan yang begitu hebat
Telah lama ku berangan-angan tuk bisa ke podium itu
Sambil terlintas dikepala, bagaimana tuk mendapatkan sumringah nan tak terbatas itu
Ku usap air mata ini nan memberi sugesti pada raga ini
Tuk gigih, gencar, giat, pantang menyerah sampai podium pilihan itu menghampiri
*Pilihan,08-04-2022*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H