Seolah kedua bola mata ini tak tega dan tak mahir menatap
Berbagai perbincangan ia segani dan ladeni begitu saja
Tak terlintas sedikitpun angan angan buruk dia
Tak tergapai secuil pun prasangka negatif padanya
Puisi Erik : Namaku Erik
Raut muka polosnya mengisyaratkan aura santunnya
Senyum tipisnya bagai ketulusan nan terpatri di kalbu nya
Tapi, ia tak memungkiri ada jutaan rundungan cemoohan yang menimpanya
Lugu dan kepolosannya tak jarang dijadikan bahan olok olokan
Jerit tangis sering menderai dikala keheningan nya
Manakala di keramaian ia bagai terkucilkan
Namun ia tahan kepedihan dengan senyum sumringah nya
Menanti harapan indah yang tak ia sangka sebelum nya
*Mengapa Aku harus Lugu..., 05 April 2022*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H