Sinar mentari terlihat menembus bilik kamar
Isyarat pertanda mentari terbit nan terpancar
Saatnya ku beranjak pergi dari rumah singgah
Tuk bisa menggapai hamparan langit nan cerah
Kedua bola mataku tertuju pada bilah bilah bambu
Dan gulungan tali putih nan mengkilap itu
Dengan hati menggebu gebu dan menggerutu
Ku bingkai bilah bambu tuk jadi mahakarya itu
Tersurat sudah bambu itu tuk jadi layangan nan megah
Terpasang pula seutas tali itu menambah gairah
Diikuti rintikan warna nan menambah pesona
Seketika mata berkaca dan bergumam begitu nyata
Layangan itu ku terbangkan setinggi gunung
Dengan penuh keyakinan bagai pemain ulung
Bagai malang tak dapat diraih dan nasib tak dapat ditolak
Dengan sekejap layangan itu jatuh tersungkur di desiran tanah
Seketika jantung berdentum dan berdetak
Seraya meratapi nasib nan begitu mendadak
Ku bungkam isak tangisan kesedihan ini
Tuk coba ucap syukur dan mentadaburi karunia ilahi
*Layangan Putus,02 April 2022*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H