Ulama, hal tersebut ditekankan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa aalihi sallam dalam sabdanya :
Salah satu musibah paling besar bagi umat dan peradaban adalah wafatnya,
"Meninggalnya ulama adalah musibah yang tak tergantikan, dan sebuah kebocoran yang tak bisa ditambal. Wafatnya ulama laksana bintang yang padam. Meninggalnya satu suku lebih mudah bagi saya daripada meninggalnya satu orang ulama" (HR al-Thabrani dalam Mujam al-Kabir dan al-Baihaqi dalam Syu'ab al-Iman dari Abu Darda').
Sungguh dahsyat penggambaran sosok seorang ulama, wafatnya sebagai musibah dalam agama ibaratnya bagaimana sebuah bintang yang padam maka sirnalah cahaya penerangnya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa aalihi sallam bahkan menyatakan pertanda kemunafikan adalah tidak bersedih dengan wafatnya ulama. Imam Al-Hafizh Jalaluddin bin Abdurrahman bin Abu Bakar As-Suyuthi dalam Kitab Tanqih Al-Qaul mengutip sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam :
"Barangsiapa yang tidak sedih dengan kematian ulama maka dia adalah munafik, munafik, munafik".
Kesedihan akan musibah wafatnya ulama akan sangat terasa oleh para pecinta ilmu serta yang meyakini bahwa ulama sebagai pewaris para nabi.
Hal ini sangat terasa gambaran kondisi tersebut dengan tersiarnya kabar bagi umat Islam diseluruh dunia dengan wafatnya salah satu ulama terkemuka Syekh Yusuf Al Qaradhawi, pada Senin (26/9/2022).
Berita wafatnya sang Syekh diwartakan Aljazirah salah satu statsiun televisi Qatar dalam rilis akun resminya, Syekh Yusuf Qaradhawi pernah menjabat sebagai Sekjen Ulama Islam bahkan pria kelahiran Shafth Turaab, Mesir pada 9 September 1926 merupakan alumni Al-Azhar Mesir ini pernah merasakan harus mendekam dibalik jeruji besi.
Almarhum merupakan tokoh yang sangat populer diberbagai belahan negara di dunia, dikenal dengan nama Dr. Yusuf Qaradhawi. Beliau salah salah satu ulama yang terkenal berani dan sangat kritis, pemikirannya luar biasa diperhitungkan oleh pihak-pihak yang merasa terusik akan pandangannya yang sangat luas serta tajam termasuk penguasa negara dimana beliau dilahirkan dan menimba ilmu yaitu Mesir. Namun demikian, dia tak pernah berhenti menyuarakan dan menyampaikan pandangannya, dalam membuka cakrawala umat.
Karya serta buah pemikirannya telah menjelma menjadi ratusan buku bahkan sudah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa di dunia. Buku-bukunya Syekh Qaradhawi, membahas berbagai hal terkait setiap lini kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dari hal urusan rumah tangga hingga urusan lingkup tata negara dan demokrasi.