Mohon tunggu...
Erik
Erik Mohon Tunggu... Editor - Penulis

tinggal di Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Bola

Final Copa America; Berkah atau Balasan untuk Chile?

4 Juli 2015   06:06 Diperbarui: 4 Juli 2015   06:06 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Besok hari Minggu, 5 Juli 2015, dini hari (waktu Indonesia), kita akan menyaksikan laga pertaruhan bagi Chile. Mengapa hanya Chile, bukankah ada dua tim yang bertanding? Memang ada dua tim yang akan bertanding di final Copa America 2015, Chile dan Argentina.

Tetapi Chile sebagai tuan rumah, mempunyai beban lebih berat dibanding tim lain, yaitu beban untuk menang. Hal ini umum terjadi, negara-negara lain juga merasakan beban lebih berat jika menjadi tuan rumah sebuah even besar. Seperti, Piala Dunia, Piala Eropa, dan lain-lain.

Selain status sebagai tuan rumah, disadari atau tidak, Chile memiliki beban yang lain. Kita tentu masih ingat pertandingan perempat final seminggu lalu. Kamis pagi, 25 Juni 2015, Chile bertemu Uruguay di perempat final.

Pertandingan berlangsung keras dari awal. Bahkan terjadi keributan yang membuat pertandingan terhenti beberapa saat.

Keributan pertama terjadi pada menit ke 21. Keributan ini melibatkan Maximiliano Pereira (defender Uruguay) dan Eduardo Vargas (striker Chile). Keduanya terlibat adu mulut, yang memancing pemain lain turut terlibat. Sehingga wasit harus bersusah payah melerai.

Sedangkan keributan kedua, terjadi di menit 62, antara Edinson Cavani (Uruguay) dan Gonzalo Jara (Chile). Kejadian terakhir ini yang paling fenomenal, sebab di dalamnya ada tindakan tidak terpuji.

Keributan di menit ke 62, diawali dengan sebuah tendangan bebas. Setelah tendangan bebas dilaksanakan, tiba-tiba Gonzalo Jara mendekati Cavani lalu berbicara. Lalu secara mengejutkan, Cavani menggerakkan tangan dengan kesal ke arah Jara dan mengenai dagu. Wasit pun melihat gerakan tangan Cavani dan segera meniup peluit.

Beberapa detik setelah wasit meniup peluit, Jara segera menjatuhkan diri, selayaknya pemain melakukan diving. Cavani segera diberi kartu kuning kedua alias kartu merah. Secara teori, tindakan wasit sudah sesuai prosedur, ia melihat Cavani menggerakkan tangannya ke arah Jara dan terkesan memukul.

Cavani pun segera melakukan protes keras kepada wasit. Selain itu, Cavani juga berusaha mengejar Jara, tetapi dicegah oleh pemain lainnya. Tetapi protes Cavani tidak membuahkan hasil, ia tetap harus keluar lapangan.

Setelah peristiwa ini, para pemain Uruguay seperti kehilangan konsentrasi dan terpaksa bertanding dengan 10 pemain saja. Pada pertandingan yang berlangsung alot ini, berkurangnya tenaga Uruguay jelas menguntungkan Chile. Hasilnya pada menit ke 80, Mauricio Isla berhasil membobol gawang Uruguay dan 1 - 0 untuk Chile.

Provokasi colek pantat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun