Dukungan Vanuatu ini diawali dari proyek Padaido yang dilansir oleh OPM-Marvic dibawah kepemimpinan Brigadir Jenderal Zeth J. Rumkorem, sejak Vanuatu mempersiapkan dirinya untuk merdeka diakhir tahun 1970-an dan awal 80-an. Rumkorem membangun jaringan ini setelah dia proklamasikan 1 Jali 1971 di Victoria seperti telah dibahas di atas.
Dukungan itu ditandai oleh Father Walter H Lini, Father of Vanuatu Independence dan perdana menteri pertama negara itu, dengan kalimat yang paling terkenal selama ini untuk bangsa Papua dan kanaky, "kemerdekaan Vanuatu belumlah lengkap apabila Papua Barat dan Kanaky (New Caledonia) belum menikmati hal yang sama".
Kemudian dibangun basis oleh tokoh-tokoh besar bangsa Papua, tuan Andy Ajaimseba dan Dr. Otto Ondowame dan teman-teman. Hal itu kemudian diwujudkan tanda tangan MoU, perdanan Menteri Vanuatu Mr. Barak Sope dan tuan Andy Ajaimiseba, dan dibuka kantor perwakilan Papua di Vanuatu yang dijalankan tuan Andy Ajaimiseba dan Otto Ondowame.
Pada bulan September 2004, dalam sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York Mr. Barak Sope berpidato di sidang Majelis Umum PBB. Di mana Dr. Otto Ondowame mewakil bangsa Papua hadir di sana.
Selanjutnya WPNCL selalu dilibatkan dalam delegasi negara Vanuatu dalam berbagai forum regional Melanesia dan Pasifik dan juga di forum internasional. Suatu terobosan yang paling penting dalam sejarah perjuangan bangsa Papua adalah WPNCL mengajukan proposal untuk menjadi anggota dalam forum MSG tahun 2011 di Kanaky, di mana untuk pertama kalinya negara-negara Melanesia mengakui perjuangan dan hak kemerdekaan bangsa Papua.
(Baca ini: Jacob Hendrik Prai: Deklarasi Akhir Mendukung ULMWP sebagai OPM Baru)
Kemudian tahun 2013 dalam pertemuan MSG di Port Moresby, WPNCL kembali mengajukan aplikasi keanggotaan dalam forum tersebut dan kemudian perdana Menteri Peter O Neil mengusulkan kepada WPNCL bahwa aplikasi tidak ditolak tetapi para tokoh Papua untuk kembali bersatu dan membentuk suatu organisasi yang representaif, melibatkan semua organ perjuangan Papua merdeka. Berdasarkan usulan itu, telah melahirkan United Liberation Moverment For West Papua (ULMWP), yang menjadi wadah resmi dan satu-satunya organisasi politik bangsa Papua saat ini.
United Liberation Moverment for West Papua
Melihat perjalanan sejarah perjuangan Papua secara umum dan khusus tiga organ politik perjuangan sudah digambarkan di atas dibutuhan proses panjang, rumit dan banyak pengorbanan. Berdasarkan refleksi dan renungan mendalam maka para pejuang dan pemimpin bangsa Papua bersatu dan mendirikan United Liberation Moverment for West Papua sebagai lembaga politik resmi bangsa Papua.
Ketiga organ politik, West Papua National Coalition for Liberation (WPNCL), Negara Federasi Republik Papua Barat (NRFPB), dan Parlemen Nasional Papua Barat (PNWP) adalah tiga organ politik besar dan sangat berpengaruh, memiliki basis masa kuat dalam masyarakat Papua. Ketiga organ politik ini dibentuk dari gabungan banyak kelompok dan organisasi perjuangan bangsa Papua.
Mereka juga mempunyai basis militer atau tentara pembebasan nasional Papua barat, di mana West Papua National Coalition for Liberation dan Parlemen Nasional Papua Barat mempunyai akar atau para mandataris dari OPM-TPN yang didirikan pada 1 Juli 1971 di Viktoria. Di mana Jenderal Matias Wenda adalah mandataris dari tuan Jakob Pray dan kemudian ditransformasi menjadi Tentara Revolusi West Papua saat ini.
Proses transformasi ini dilakukan untuk mengamankan perjuangan kemerdekaan Papua dari okupasi oleh para Papua-Indonesia, di mana TRWP dibentuk sebagai reaksi penghianatan PDP dilakukan oleh tim perumus Otonomi Khusus dari Universitas Cenderawasih pada tahun 2001 seperti disebutkan di atas.