“Hari ke-1”
Hari ini, Kamis tanggal 28 Mei 2020. Hari bersejaraha bagi saya, karena bersedia untuk menerima tantangan untuk menulis di Kompasina selama 40 hari berturut-turut. Jika dihitung berarti dari tanggal 28 Mei 2020 sampai dengan tanggal 6 Juli 2020.
Tantangan ini sebetulnya merupakan tantangan untuk diri saya sendiri. Tidak lain agar diri saya produktif dalam belajar menulis. Media yang saya gunakan untuk menyimpan tulisan-tulisan selama 40 hari kedepan yaitu di Kompasiana. Mengapa di Kompasiana? Karena disinilah semua jenis tulisan ditampung dan dipublikasikan secara online, Kompasiana menjadi media yang mengapresiasi semua karya tulis, baik tulisan pemula atau yang sudah “jadi”, tulisan yang “hebring” atau tulisan yang biasa-biasa saja.
Nah, karena tulisan saya dirasa masih di level pemula, dengan membuang rasa malu maka saya memberanikan diri berpartisipasi bersama para penulis “jadi” menulis di Kompasiana. Semoga mendapat pencerahan juga ilmu kepenulisan dari para “masyayikh”.
Saya, Eri Fauzi Rahman (37 tahun), bekerja di SMKN 1 Sukanagara Kab. Cianjur Jawa Barat, sebagai guru mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti. Saya memiliki tekad kuat untuk menjadi penulis, motivasi utamanya yaitu berdakwah. Salah satu jalan dakwah yang efektif yang tidak lekang oleh waktu yaitu melalui tulisan. Oleh karenanya bagi saya “Menulis adalah Dakwah”. Motivasi selanjutnya yaitu harapan yang kuat, bahwa semoga melalui karya tulis ini, beraharap kelak anak cucu mengenang saya sebagai penulis.
Saya awali semua tulisan ini dengan kalimat Bismillahirrahmaanirrahim. Berharap semoga tulisan saya bermanfaat dan mendapat ridho dari Sang Pencipta. Terlebih ada sabda Rasulullah SAW, “Segala sesuatu yang dimulai tanpa dengan Bismillahirrahmaanirrahim, maka dia terputus”. Bisa terputus barokahnya, tidak bermanfaat juga lebih ditakutkan menjadi hal yang sia-sia bahkan menjadi terlarang. Semoga tulisan-tulisan saya mengandung hikmah dan bermanfaat sehingga keberkahan akan turun kepada kita semua.
Alhamdulillahi Robbil Alamin, adalah kalimat pembuka kedua, sebagai puji dan syukur saya kepada Yang Maha Mengurus Alam Raya ini, yaitu Allah SWT. Karena dengan segala nikmat dan anugerah yang telah diberikan-Nya, saya diberi “hidayah dan taufiq” untuk terus belajar kepenulisan, mencari ilmu kepenulisan dan segala bentuk yang ada kaitannya dengan dunia kepenulisan. Bagi saya ini adalah nikmat yang sangat luar biasa yang Allah berikan selama ini.
Assholatu wassalamu ala sayyidina muhammadin wa ala aalihi washohbih. Saya haturkan Sholawat berserta Salam kepada manusia paling mulia dan paripurna, Rasulullah Muhammad SAW. Nabi yang tidak pernah belajar menulis membaca tetapi memiliki keluasan ilmu yang luar biasa dan kemuliaan budi perkerti yang sangat agung. Perintah pertama yang beliau terima dari Allah adalah perintah iqra (membaca) dan Qalam (menulis) sebagai dasar pengetahuan. Berharap semoga saya juga mendapatkan pengetahuan melalui bacaan yang saya baca juga tulisan-tulisan yang nanti akan saya tulis.
Pada akhir tulisan pembuka ini, saya menamakan tantangan menulis dalam 40 hari ini dengan nama Guru the Challenger (Guru Penantang). Mengapa Guru? karena saya berprofesi sebagai guru, yang punya tantantang pribadi untuk menulis 40 macam tulisan dalam 40 hari di Kompasiana.
Bagi teman-teman yang ingin mengikuti jejak saya, bisa mengikuti tantangan ini. Kita bersama-sama mencari keberkahan dari menulis. Terlebih dalam situasi kehidupan New Normal seperti sekarang ini, tidak ada salahnya kegiatan menulis menjadi salah satu kegiatan New Normal ditengah WFH dan PSBB.
#guruthechallenger #40harimenulisdikompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H