Mohon tunggu...
Eric Vincent
Eric Vincent Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Semua Orang Butuh Pendidikan

25 November 2018   23:22 Diperbarui: 25 November 2018   23:47 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sergio adalah seorang siswa kelas 11. Sergio merupakan seorang murid yang sangat malas dan nakal. Banyak guru dan teman yang tidak menyukainya karena perilakunya yang menyebalkan. Suatu hari, Sergio mengganggu teman perempuannya, Garcias. Sergio mengejek Garcias hingga ia jengkel dan memukul Sergio. Sergio pun membalas pukulannya dan menjatuhkan barang bawaan Garcias. Padahal. Barang yang dibawa Garcias adalah barang untuk berjualan membantu ibunya.

"Siapa suruh kamu memukul aku" seru Sergio

"Apa sih maksud kamu mengganggu aku?" tanya Garcias dengan nada tinggi

"gapapa, aku suka aja ngeliat reaksi kamu" jawab Sergio

Garcias yang merasa jengkel langsung beranjak pergi membawa barang barangnya dengan rasa malu karena banyak orang yang melihat. Keesokan harinya, Sergio melihat Garcias ketika sedang berjalan pulang. 

Garcias tampak sangat bersemangat menjual makanan yang dibawanya kepada orang orang. Garcias terus berjalan sambil menawarkan orang untuk membeli makanannya hingga ia sampai di suatu rumah. Tanpa sadar Sergio mengikutinya sampai rumah sederhana itu. Sergio tidak dapat melangkah lebih jauh lagi. Akhirnya ia memutuskan untuk pulang. Keesokan harinya Sergio bertanya kepada Garcias saat istirahat.

"Hey Garcias, apa yang kamu lakukan di rumah kumuh itu kemarin?" tanya Sergio

"Kamu ngikutin aku ya kemarin? Dasar penguntit!!" jawab Garcias

"Bukan begitu, kemarin aku lihat kamu jalan ke dalam rumah yang jelek, lalu aku bingung"

"Itu rumah aku tahu!!" seru Garcias dengan keras

"Ahahaha... masa rumah kamu seperti itu, yang benar saja"

"memang rumah aku seperti itu, apa sih masalah kamu?"

"Aku tidak menyangka aja itu rumah kamu, jelek banget!" ejek Sergio

Garcias yang kelihatannya tersinggung dengan perkataan sergio langsung meninggalkan Sergio dan masuk ke dalam kelas. Sergio memanglah seorang anak yang bisa dibilang dari keluarga mampu sehingga ia tidak pernah merasakan rasanya hidup sulit. 

Tidak lama dari kejadian itu, Garcias dinyatakan keluar dari sekolah. Sergio bertanya tanya kenapa Garcias tiba tiba meninggalkan sekolah. Seminggu kemudian, ketika Sergio sedang berjalan ke rumahnya, ia berpapasan dengan Garcias. Garcias tampak sedang berjualan seperti yang ia lihat ketika terakhir kali bertemu dengan Garcias.

"Kamu mau beli makanan aku?" Tanya Garcias

"Boleh..."

"nih makanannya"

"kamu kenapa tidak masuk sekolah lagi?" tanya Sergio

"Ah, bukan apa apa, aku hanya sedang butuh uang untuk pengobatan ibuku, jadi untuk mengurangi pengeluaran, aku keluar dari sekolah" jelas Garcias

Sergio tidak menyangka bahwa Garcias memiliki masalah sebesar itu dalam keluarganya. Timbul rasa prihatin dari dalam hati Sergio. Sergio mencoba untuk meyakinkan Garcias untuk masuk kembali ke sekolah, karena jika Garcias putus sekolah, maka masa depan Garcias akan terancam. Sergio menyesal atas kata katanya karena telah menghina Garcias. Ia menyesal karena sering mengganggu dan membuat Garcias jengkel. 

Sergio ingin mencari cara untuk membantu Garcias, namun tidak banyak hal yang dapat dilakukannya. Satu satunya yang dapat ia lakukan adalah menggunakan uang jajannya untuk membeli makanan yang dijual oleh Garcias, kemuadian ia memberikan makanan tersebut kepada teman temannya. Satu bulan berlalu, Sergio berubah menjadi anak yang lebih baik. 

Sergio menjadi lebih menyadari pentingnya belajar dengan serius karena ia sadar diluar sana banyak orang yang membutuhkan Pendidikan. Ia terus berusaha untuk menggunakan anugrah yang diberikan Tuhan kepadanya untuk hal hal positif.

Setelah kenaikan kelas dan Sergio naik ke kelas 12, Sergio menghubungi Garcias dan bertanya tentang kabarnya. Ternyata Garcias akan mengulang ketertinggalannya dengan mendaftar di sekolah baru dan mengulang kelas 11 di sekolah itu. 

Meskipun tidak bisa Bersama sama lagi dengan Sergio, ia tetap senang karena Garcias dapat melewati masalahnya. Ibunya sudah berada dalam keadaan yang lebih baik dan bisa membuka usaha untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.

Sergio menyadari betapa pentingnya sekolah bagi hidup seseorang dan ia tidak boleh menyia-nyiakan usaha orang tuanya dalam menghidupi Sergio. Akhirnya Sergio berhasil tumbuh menjadi orang yang lebih bijaksana dan berhasil menjadi sukses berkat hidup Garcias yang menyadarkan dirinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun