"memang rumah aku seperti itu, apa sih masalah kamu?"
"Aku tidak menyangka aja itu rumah kamu, jelek banget!" ejek Sergio
Garcias yang kelihatannya tersinggung dengan perkataan sergio langsung meninggalkan Sergio dan masuk ke dalam kelas. Sergio memanglah seorang anak yang bisa dibilang dari keluarga mampu sehingga ia tidak pernah merasakan rasanya hidup sulit.Â
Tidak lama dari kejadian itu, Garcias dinyatakan keluar dari sekolah. Sergio bertanya tanya kenapa Garcias tiba tiba meninggalkan sekolah. Seminggu kemudian, ketika Sergio sedang berjalan ke rumahnya, ia berpapasan dengan Garcias. Garcias tampak sedang berjualan seperti yang ia lihat ketika terakhir kali bertemu dengan Garcias.
"Kamu mau beli makanan aku?" Tanya Garcias
"Boleh..."
"nih makanannya"
"kamu kenapa tidak masuk sekolah lagi?" tanya Sergio
"Ah, bukan apa apa, aku hanya sedang butuh uang untuk pengobatan ibuku, jadi untuk mengurangi pengeluaran, aku keluar dari sekolah" jelas Garcias
Sergio tidak menyangka bahwa Garcias memiliki masalah sebesar itu dalam keluarganya. Timbul rasa prihatin dari dalam hati Sergio. Sergio mencoba untuk meyakinkan Garcias untuk masuk kembali ke sekolah, karena jika Garcias putus sekolah, maka masa depan Garcias akan terancam. Sergio menyesal atas kata katanya karena telah menghina Garcias. Ia menyesal karena sering mengganggu dan membuat Garcias jengkel.Â
Sergio ingin mencari cara untuk membantu Garcias, namun tidak banyak hal yang dapat dilakukannya. Satu satunya yang dapat ia lakukan adalah menggunakan uang jajannya untuk membeli makanan yang dijual oleh Garcias, kemuadian ia memberikan makanan tersebut kepada teman temannya. Satu bulan berlalu, Sergio berubah menjadi anak yang lebih baik.Â