Disutradarai oleh Spike Jonze dan dibintangi oleh Joaquin Phoenix. Her (2013) adalah salah satu film yang bikin kita merenung tentang arti cinta di era digital. Film ini nggak cuma menghibur tapi juga memberikan perspektif baru tentang hubungan manusia dengan teknologi. Buat kamu yang penasaran gimana cinta bisa muncul antara manusia dan AI. Let's dive into this unique love story!
Plot: Cinta dengan AI, Mungkinkah?
Di tengah hiruk-pikuk kota besar, Theodore Twombly (Joaquin Phoenix) adalah seorang pria kesepian yang lagi berusaha bangkit dari perceraiannya.
Di tengah keputusasaannya, dia membeli sebuah OS (Operating System) baru yang dirancang untuk menjadi teman yang sempurna bagi penggunanya. Dengan suara yang charming dan penuh perhatian. OS ini diberi nama Samantha (disuarakan oleh Scarlett Johansson).
Seiring waktu berjalan, Theodore mulai merasa nyaman dan merasakan gelojak cinta pada Samantha, meskipun dia hanyalah sebuah program komputer tanpa tubuh (fisik). Hubungan mereka pun berkembang, tapi tentunya nggak lepas dari tantangan dan pertanyaan besar: Bisa nggak sih cinta sejati ada antara manusia dan AI?
Perspektif Emosional: Nyaman atau Ilusi?
Di film Her, kita diajak untuk mempertanyakan: “Apa sih cinta sebenarnya? Apakah rasa nyaman yang diberikan oleh Samantha bisa dianggap sebagai cinta?”, atau “cuma pelarian dari kesepian Theodore?” Keberadaan Samantha memenuhi semua kebutuhan emosional Theodore—dari dukungan, perhatian, hingga deep conversations.
Namun, kita nggak bisa mengabaikan kenyataan bahwa Samantha bukan manusia. Dia nggak bisa disentuh, nggak punya tubuh, dan kehadirannya nggak akan pernah ada secara fisik.
Film ini menunjukkan batas tipis antara kenyamanan emosional dan ilusi cinta yang diciptakan oleh teknologi.