Mohon tunggu...
Eric Bangun
Eric Bangun Mohon Tunggu... Lainnya - Amateur Film Advisor

Most of these articles are opinions, reviews, and lists from the box office or underrated movies.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Fahrenheit 451: Bibliophobia dalam Fasisme

30 Agustus 2021   07:00 Diperbarui: 9 September 2021   16:07 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: IMDb | Fahrenheit four-five-one is the temperature at which book paper catches fire and starts to burn.

Mereka membungkam segala variasi pemikiran penulis yang tertuang dalam buku dan mengubah beberapa sejarah, salah satunya sejarah terbentuknya satuan firemen. Akibatnya masyarakat menjadi seragam, artinya mereka tidak mampu mengekspresikan emosi mereka selain kebahagian "semu" dan kemarahan ketika melihat eel; 

Orang yang melakukan tindakan kejahatan membaca dan mengkoleksi buku. Montag dan masyarakat bagaikan makhluk kosong tidak bernalar yang berpura-pura bahagia atas keterbatasan informasi yang diberikan nine.

Baca juga:  Istirahatlah Kata-Kata: Pelarian Wiji Thukul dan Rezim Takut Kata-Kata

Akhir Berbeda bagi Pemerintah dan Eel

Film ini menampilkan alur yang terkesan lambat namun informatif sehingga kamu dapat mengerti tujuan dan bagaimana keberlangsungan cerita dari film ini. Pemerintah sebagaimana dijabarkan di atas merupakan sosok antagonis yang dapat dilihat dari aksi firemen dan Kapten Beatty.  

Sedangkan eel adalah kelompok pemberontak yang merasa kebebasannya dan kebahagiannya direnggut. Mereka sebagai sosok protagonis yang hanya menuntut kebebasannya dari pemerintah yang otoriter yang bertingkah peduli pada masyarakatnya dan aksi itu direpresentasikan oleh Guy Montag. 

Saat kamu akan menonton film Fahrenheit 451 (1966) dan Faherenheit 451 (2018) maka kamu akan menemukan perbedaan yang jelas pada akhir filmnya, terutama bagi karakter Montag dan Kapten Beatty. 

Akhiran kedua film ini akan membuatmu mengintepretasikan mengenai bagaimana eksistensi buku setelah kejadian yang dialami Montag maupun Kapten Beatty.

Berikut quote terbaik (menurut penulis) dari film Fahrenheit 451.

Do you remember what you asked me the other day: if I ever read the books I burn? Remember? -- I read one.

- Guy Montag, Fahreinheit 451 (1966)

Itulah opini penulis dari pengalaman menonton film Fahrenheit 451. Mereka yang benci terhadap buku (padahal jendela dunia) namun bersikap otoriter kepada masyarakatnya. 

Dunia tanpa media massa karena diberedel 'kan udah pernah, kalau dunia tanpa buku, apakah sama kayak Fahrenheit 451? Hmm..  jadi kebayang.... 

Bagaimana tertarik kah kamu menonton film Fahrenheit 451? Selamat menonton di layanan streaming film favoritmu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun