Aku sebagai suami yang sudah lah mengalah sejadi jadi nya, sehabis habis nya menjadi sebuah kubangan air yang setiap saat siap tuk menghancurkan bara api yang tercipta oleh waktu. Namun kini air itu semakin hari semakin menipis karena terlalu sering tertimba oleh mu.
Semua kisah mempunyai jalan nya sendiri sendiri jangan pernah mengikuti jalan orang lain, karena Tuhan telah menakdirkan setiap daun itu dengan indah dan tanpa kesamaan disetiap nafas yang terlahir kedunia ini. Sedang diri pribadi ini saja selalu harus menempuh cara yang berbeda dengan yang lain, itu fitrah dan itu memang Tuhan yang membuat.
Lalu kenapa kita dengan segenap kebodohan ini masih mencoba menurut bahkan meniru apa yang orang perdagangkan di internet? Ini ketololan yang amat sangat nyata. Kita merdeka kita berbeda namun kita masih disebut manusia. Memang terlihat begitu indah dengan kata yang memukau membuat semua terlena, tapi hei bangun lah yang kita jalani ini adalah dunia nyata bukan dunia maya.
Jika kau mau berfikir sejenak menggunakan hati yang terdalam, aku mohon sadarilah, bukan kah Tuhan menciptakan segala sesuatunya dengan perbedaan yang nyata, hingga semua itu akan menyatu menjadin kesatuan utuh dan saling melengkapi. Hanya di butuhkan sebauh kata mengerti dan mungkin hanya sedikit saja hingga membuat batin ini tersadar. Jika malam mengejar siang sampai kiamat pun tak pernah bisa bersama karena bukan itu takdir dan makna sesungguhnya. Namun jika kita mau menyadari dan memberi arti kita akan mengerti apa itu panas nya mentari dan hangat nya rembulan, di setiap waktunya siang dan malam menciptakan milyardan faedah yang takan mampu diciptakan malaikat sekalipun tanpa se ijin Tuhan nya.
Begitu juga aku dan kamu, engkau yang begitu keras kepala aku yang mencoba diam tanpa kata, aku yang selalu menjadi sosok penyabar di setiap pertengkaran yang terjadi, meski tak pernah kau ucapkan sadar dan permintaan maaf selama bertahun berlalu ini. Aku yang selalu memohon kepada Tuhan akan mencairkan hatimu dan memberikan pengertian yang sampai detik ini pun masih belum ku temui perubahan nya.
Aku hanya ingin kau tau bahwa pernikahan bukan lah tempat bermain anak tk yang dengan leluasa berjingkrak jingkrak menangis dan tertawa, bertingkah sekenanya tanpa harus mengerti satu sama lain, pernikahan adalah pembuktian diri kepada illahi, bersyukur atas karunia Nya, dan membutuhkan jutaan komitmen yang pasti dan tanpa syarat apapun, aku yang tak mencari kesempurnaan fisik yang bisa membusuk di dalam tanah itu, tatkala kita mati, aku hanya mencoba menginginkan isi di dalam hati mu yang Tuhan ciptakan dan aku sebut wanita...
Aku sudah melakukan peran ku.... dan
aku masih menunggu
menunggu kau tuk sedikit saja mengerti..
sadarilah..
gumam ku!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H