Mohon tunggu...
Erick Tan
Erick Tan Mohon Tunggu... Teknisi - Pengamat Penelusur Pelurus Sejarah

PRIBADI BIASA MENOLAK SEGALA SISTEM PENINDASAN SEGALA BIDANG DAN ASPEK KEHIDUPAN DALAM SEGALA EKSPRESI HIDUP MAKHLUK BERTUHAN.NASIONALIS DAN RELIGIUS MENDAMBAKAN RAHMATAN LIL ALLAMIN DALAM BERSOSIALITAS DAN SEGALA BENTUK WADAH NYA.BUMI ADALAH TEMPAT BERPIJAK YANG HARUS DI BERSIHAKAN DARI ANGKARA MURKA DAN KESERAKAHAN AKIBAT KEMUNGKARAN.HIDUP DINAMIS BERSAMA ALAM DAN PEMILIK NYA.AMIEN

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memilih Pasangan Judes Atau Pendiam?

31 Maret 2019   12:10 Diperbarui: 3 Maret 2020   18:32 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assallamualikum,

Sobat sehati dimanapun anda berada. Kali ini penulis akan mengajak berselancar ke dunia lain yang banyak orang meng idam idam kan. Sesuai header kali ini bagaimana sih memilih pasangan itu, pasangan yang bagaimana sih yang baik dan bagaimana banyak sekali pertanyaan yang harus di jawab, serta banyak pertanyaan tidak akan menyelesaikan semua permasalahan kita semua.

Sebenarnya jawaban nya sih simpel dan hanya satu kata setiap lawan jenis nya. kalo pria ya carilah yang soleha dan perempuan ya carilah yang soleh. Cukup satu kata nggak ribet dan sudah dipastikan oleh Alloh kebaikan kebaikan di dalam nya.

Tapi apa iya sih semudah dan sesimpel itu, cuma satu kata. Yups hanya satu kata cieyee kayak judul lagu aje... yah satu kata tapi bagai jarum di tumpukan jerami, apa lagi yang nyari si buta dari gua hantu, berapa abad tuh nyari nya. Penulis adalah suatu sosok yang mungkin akan bisa di jadikan contoh buruk dan baik kali ini. Loh kok bisa, ya yang buruk buang aja kale... yang baek baek aja yang di tiru, nggak di jadi kan referensi juga gak apa apa kok.

Toh penulis selalu mengajak pembaca menjadi pribadi yang berdaulat dan merdeka diatas kaki nya sendiri karena sebenarnya indonesia belum 100% merdeka dan tidak akan pernah 100%, nah kalo ini beda konteks dan akan kita bahas di lain artikel. Jadi merdekakan diri kita sendiri saja, tapi bukan berarti bebas berbuat semau sekehendak hati se enak udel kita.

Usia penulis bisa dibilang udah separuh umur, artinya jika diambil rata rata usia manusia jaman akhir ini adalah 60 tahun batas nya. Karena penulis sudah 30 lebih 8 lebih dikit hahhahaa... tua.. ? belum sih. Penulis gak mau di katakan tua karena itu menulis membuat perasaan jadi lebih muda, karena terkadang harus memakai bahasa dengan intonasi kekinian juga, boleh dong... boleh kan... boleh ya.....
boleh lahhhh.

Pengalaman ciye pengalaman kayak apa lagi ini. Yah habis mau di bilang apa, memang itu ada di cerita hidup penulis. Soal perempuan yah perempuan lagi, ya iya lah penulis kan laki laki masa punya jenjang pengalaman berpasangan sesama jenis, itu mah haram bin laknatulloh, sudah jelas ayat nya dan sudah jelas contoh nya, jadi yang baek baek aja ya... jangan kelewatan sombong, azab di depan mata.

Yups soal cewek, kita pakai bahasa cewek aja ye, karena segmen artikel mengarah ke muda mudi sebenarnya tapi nggak apa apa kalo rujukan nya sampai ke rumah sakit.. loh itu kan rujukan orang sakit. Ya tapi ada kok kategori sakit dalam hal bercinta tapi rujukan nya ya ke masjid lah bukan rumah sakit. Kalo sakit hati apa rumah sakit bisa sembuhin apa ada obat nya di pabrik farmasi tentu tidak kan... makanya rujukan ya ke masjid di sekitar kita. Pasti cess pleng gak ada dua nya. Kenapa harus sakit hati ya karena gak mau sesuai dengan yang telah di syariatkan, kenapa kita harus pacaran. Toh pacaran itu tidak ada manfaat nya artinya hanya sepucuk jarum manfaat nya malah gak berguna lah.

Jika alasan nya lebih mengenal satu sama lain, itu bukan alasan. Karena Tuhan sesungguhnya sudah menjamin banyak kebaikan bagi orang orang yang 100% beriman dan mengikuti tuntunan. Tapi dunia barat tidak akan diam, loh kok dunia barat, mau perang dunia. Perang tidak pernah berakhir kawan, sampai detik ini kita masih di jajah. Oleh semua teknologi, cara berpikir, telivisi, pendidikan dan sebaginya. Tentu bapak nya penjajah ya Iblis dan para jin kafir yang mempunyai antek negara negara barat dan telah mempunyai antek juga dari manusia negara masing masing di dunia ini. Segala kesenangan duniawi dan kehebatanya hanya lah semu semata.

Musik, disco, dansa, ke indahan puisi dan sastra akan membuai semua orang dan mengantarkan ke alam bawah sadar untuk mengejar ke semuan semata. Apa lagi korban nya adalah cewek itu sendiri yang nota bene lebih menggunakan perasaan "baper" dari pada logika akal sehat. Cewek bersikeras gak butuh di gombalin tapi saat digombalin hati nya berbunga bunga bak ditaman flora, hadehhh. Doi juga sadar telah di gombalin tapi aneh nya doi malah bilang ahh gombal. Tuh kan akal sehat nya dimana. Setelah itu terjadilah bejibun setan berhamburan di sekeliling mereka yang akhirnya lubang dosa tercipta begitu mudah nya.

Agama mengajarkan kebaikan dan mengabarkan apa saja di setiap masa yang lalu dan akan datang, gak usah peramal. Karena peramal bermain di dunia sihir yang jelas sekali hukum nya dalam agama. Nabi Muhammad telah mengabarkan bahwa akan ada umatku yang menghalalkan minuman keras dan musik kelak di jaman mendekati akhir. Kemudian musik dilarang seyogyanya juga banyak yang menentang. Mari kita fikir sejenak musik yang bagaimana. Musik yang ada di diskotik dan pub, nah tempatnya saja sudah haram apa lagi yang ada di dalam nya. Kenapa sampai  musik kok haram, karena sesuatu hal yang tidak jelas dan cenderung tidak memenuhi unsur kebaikan itu haram. Musik yang mendayu memiliki syair yang menghipnotis pendengarnya yang kebanyakan tentang cinta dan kerinduan. Nah orang di buat masuk dan di tancapkan syairnya ke jantung mereka yang akhirnya terhipnotis dan terbawa suasana dan perasaan. Nah kalo itu salah tempat dan peruntukan malah lebih haram lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun