Di sisi lain, chatbot adalah program komputer berdaya AI yang didesain untuk mensimulasikan percakapan manusia melalui teks atau suara. Chatbot biasanya digunakan untuk layanan pelanggan, dukungan teknis, dan, dalam konteks pendidikan, untuk membantu siswa dengan pertanyaan akademis dan administratif. Keduanya, baik asisten virtual maupun chatbot, berfungsi berdasarkan algoritma machine learning dan natural language processing (NLP), yang memungkinkan mereka untuk memahami dan merespon permintaan secara efektif.
Penggunaan asisten virtual dan chatbot dalam pendidikan menawarkan potensi besar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pembelajaran, mendukung interaksi real-time, dan menyediakan bantuan yang lebih personalisasi untuk siswa.
4.2. Fungsi dan Keunggulan di Kelas
Asisten virtual dan chatbot memiliki peran penting dalam meningkatkan proses pembelajaran di kelas. Salah satu fungsi utama dari teknologi ini adalah kemampuannya untuk menyediakan bantuan belajar yang personal dan tepat waktu kepada siswa. Asisten virtual dapat menjawab pertanyaan siswa secara otomatis, memberikan penjelasan yang mendetail, dan mengarahkan siswa ke sumber belajar yang relevan. Dengan demikian, siswa tidak lagi tergantung sepenuhnya pada guru dan dapat mengakses bantuan kapan saja diperlukan.
Keunggulan lain dari asisten virtual dan chatbot adalah kemampuannya untuk meningkatkan efisiensi administratif di kelas. Teknologi ini dapat digunakan untuk mengelola tugas rutin seperti penjadwalan, pengumpulan tugas, dan pelacakan kemajuan siswa. Hal ini memungkinkan guru untuk lebih fokus pada aspek pengajaran yang esensial tanpa terbebani oleh tugas-tugas administratif.
Selain itu, teknologi ini juga memfasilitasi pembelajaran yang lebih inklusif dan adaptif. Asisten virtual dan chatbot dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu masing-masing siswa, membantu mengidentifikasi kesulitan belajar, dan memberikan intervensi yang sesuai. Teknologi ini juga dapat menyimpan dan menganalisis data belajar siswa untuk memberikan umpan balik yang spesifik dan berkelanjutan.
Dalam konteks ini, kehadiran asisten virtual dan chatbot berdampak positif pada motivasi dan keterlibatan siswa. Dengan akses yang lebih mudah ke bantuan dan informasi, siswa merasa lebih termotivasi dan terlibat dalam proses belajar mereka. Adaptasi ini mempromosikan lingkungan belajar yang lebih dinamis dan interaktif.
4.3. Studi Kasus Penggunaan
Salah satu studi kasus yang menarik dalam penggunaan asisten virtual dan chatbot di kelas adalah penerapan platform AI di Universitas Stanford. Melalui inisiatif ini, universitas menggunakan chatbot yang diberi nama "Stanford AI Tutor" untuk membantu mahasiswa dalam mengakses informasi akademik dan dukungan belajar. Chatbot ini dirancang untuk menjawab pertanyaan seputar jadwal kuliah, kurikulum, serta memberikan rekomendasi buku dan material pembelajaran tambahan.
Chatbot ini menggunakan algoritma pemrosesan bahasa alami (Natural Language Processing) untuk memahami dan merespons pertanyaan mahasiswa. Hasil studi menunjukkan bahwa penggunaan chatbot berhasil mengurangi beban kerja dosen dan petugas administrasi hingga 30%, memungkinkan mereka untuk lebih fokus pada aktivitas pengajaran dan interaksi tatap muka dengan mahasiswa.
Selain itu, implementasi chatbot ini juga meningkatkan kecepatan dan efisiensi dalam penyampaian informasi. Survei evaluasi menunjukkan bahwa 85% mahasiswa merasa lebih mudah mengakses informasi akademik dan 75% dari mereka merasa bahwa kualitas pembelajaran mereka meningkat signifikan dengan adanya dukungan asisten virtual ini.