Mengadopsi perspektif ini dapat mengubah cara kita melakukan pendekatan terhadap pekerjaan. Ini tentang menemukan kepuasan tidak hanya dalam penyelesaian tugas tetapi juga dalam kesadaran bahwa upaya kita berkontribusi pada jaringan komunitas dan koneksi yang lebih besar. Hal ini menantang kita untuk bertanya, "Bagaimana pekerjaan saya dapat bermanfaat bagi orang lain saat ini?" dan menemukan kegembiraan dalam jawabannya.
Etos pelayanan ini memupuk lingkungan kerja di mana empati dan kolaborasi tumbuh subur, di mana karyawan termotivasi oleh tujuan bersama yang saling menguntungkan dan mendukung. Hal ini merupakan pengingat bahwa di tengah kesibukan tenggat waktu dan upaya mengejar tujuan pribadi, terdapat peluang indah untuk memasukkan tindakan kebaikan dan pelayanan ke dalam kehidupan profesional kita.
Merangkul pekerjaan sebagai pelayanan kepada orang lain, seperti yang diajarkan oleh Santo Fransiskus Assisi, bukan sekadar jalan menuju kepuasan pribadi---ini adalah perjalanan menuju menciptakan dunia yang lebih berbelas kasih, pengertian, dan terhubung. Melalui upaya kita sehari-hari, kita masing-masing memiliki kekuatan untuk membuat perbedaan, dengan melakukan satu tindakan pelayanan pada satu waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H