Mohon tunggu...
Erick M Sila
Erick M Sila Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Menulis adalah mengabadikan diri dalam bentuk yang lain di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menggali Potensi: Membangun Literasi Sekolah untuk Pembelajaran Seumur Hidup

21 Maret 2024   09:03 Diperbarui: 21 Maret 2024   09:09 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Tahap Persiapan Belajar

1. Bersama sekolah mengarahkan siswa untuk membaca bacaan apapun selama 15 menit setiap pagi sebelum pelajaran dimulai

2. Membuat Pohon Literasi yang tidak hanya berisi informasi tentang unsur buku, tetapi juga mengajak murid untuk menulis ulasan singkat tentang buku tersebut, dengan kompleksitas tulisan yang disesuaikan dengan jenjangnya.

3. Menciptakan mading kelas yang berfungsi untuk memuat dan memajang kreativitas siswa berupa Puisi, Cerpen, Pantun, dan sejenisnya.

4. Menata dan melengkapi perpustakaan agar dapat membantu menumbuhkan minat baca serta mendorong kemandirian murid dalam belajar. Guru juga memberikan pengalaman belajar di mana murid mencari informasi secara mandiri, sehingga mereka terbiasa untuk datang ke perpustakaan.

5. Mengadakan lomba menulis dalam rangka peringatan hari-hari besar Nasional, seperti HUT RI, Hari Guru, Sumpah Pemuda, dan sebagainya.

6. Membuat sudut baca kelas yang menarik dan disusun dengan rapi, berfungsi untuk menyimpan koleksi buku-buku guna mendorong minat baca murid.

7. Proses meningkatkan literasi di sekolah harus dimulai dari diri para guru, yakni dengan mengadakan lomba membuat atikel ilmiah. Dari sini, para guru memahami konsep literasi dengan baik dan mengimplementasikannya sebagai strategi pembelajaran di kelas, yang pada gilirannya akan memperkuat literasi siswa.

8. Siswa diajak untuk menulis sastra yang dapat dimulai dengan mengekspresikan hal-hal yang paling dekat dengan diri mereka sendiri, seperti pengalaman pribadi. Menulis secara bebas diperlukan untuk memulai proses kreatif penulisan, sehingga para penulis merasa bebas untuk mengekspresikan diri dan menemukan keasyikan dalam menulis. Ide kreatif para siswa bisa dalam bentuk cerpen maupun puisi.

9. Hasil kreativitas siswa yang tertuang dalam bentuk tulisan kemudian dipajang di mading kelas. Selanjutnya, tulisan-tulisan tersebut diseleksi dan ditambah dengan karya-karya lain dari hasil lomba, lalu diedit untuk diterbitkan.

B. Tahap Pelaksanaan Projek

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun