Mohon tunggu...
Benedict Erick Mutis
Benedict Erick Mutis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang mahasiswa biasa

Belajar mengulik realitas secara 3 dimensi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menuhankan Simbol sebagai Situasi Paradoksal

23 Juni 2022   01:45 Diperbarui: 23 Juni 2022   01:47 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Lalu, kita agaknya dapat merangkum secara terperinci dan lugas, serta menemukan beberapa kata kunci penting guna memahami dan menggali secara mendalam. 

Penulis dalam hal ini berargumen bahwa, sebuah komunitas agama yang struktural dan organisasional tak lepas dari kajian -- kajian dan bersifat evaluatif bagi internal maupun eksternal (umatnya). Bersifat evaluatif ialah, mengoreksi dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan serta memikirkan berbagai strategi mencapai "kemajuan" gereja pada umumnya. Penulis memberikan contoh semisal, gereja -- gereja di sebuah kota hanya diisi oleh kalangan lansia dan dewasa. 

Anak muda dan anak kecil memiliki frekuensi kedatangan masih sedikit bila dibandingkan dengan lansia dan dewasa. Bila dilihat secara teliti dan mendalam ini merupakan "kecelakaan" gereja, maksudnya ialah gereja atau terlibat dalam struktur kepengurusan perlu cepat -- cepat mengevaluasi mengapa, bagaimana, dan apa yang harus dilakukan. 

Pun tidak terjebak pada sebuah simbolisme dangkal, namun ditekankan secara terus-menerus apa makna dibalik sebuah simbol, dikaji dan dipelajari secara mendalam atau minimal secara substansi mengetahui secara dasariah.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun