Mohon tunggu...
Erick Iskandar
Erick Iskandar Mohon Tunggu... Konsultan - Trainer I Coach I

Helping People Flourish. Founder of Lighthouse Training. https://lighthousetraining.org

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pilih Mana: Keluar, Bertahan, Mengabaikan, atau Bersuara?

24 Juni 2021   14:29 Diperbarui: 24 Juni 2021   14:38 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai karyawan, setiap dari kita tentu pernah menghadapi tingkat stress tertentu terkait peran profesional yang kita jalankan. Suatu keadaan dimana kita menghadapi halangan / tantangan yang tidak menyenangkan secara berulang yang berdampak negatif pada well being kita. Mulai dari konflik dengan rekan kerja, relasi negatif dengan atasan, benturan birokrasi, politik kantor yang buruk, ketidakjelasan karir, persaingan tidak sehat, dsb.

Mengutip sebuah model klasik karya ekonom Albert Hirschman, ada 4 pilihan bagi kita dalam upaya menangani keadaan yang tidak menyenangkan ini, yaitu : mengabaikan (neglect), bertahan (loyalty), bersuara (voice), dan keluar (exit).

Exit, voice, loyalty (Albert Hirschman, 1970)
Exit, voice, loyalty (Albert Hirschman, 1970)

Mengabaikan (neglect) 

adalah bentuk respon yang termasuk dalam "menjaga status quo" dan "merugikan organisasi". Mengabaikan berarti kita memilih tetap berada di situasi yang ada, tetapi mengurangi usaha / bersikap pasif / menunjukkan perlawanan secara tidak langsung, mis : bekerja seperlunya asal tidak dipecat, enggan melakukan kerja ekstra, mengurangi effort untuk kerja secara total, membicarakan keburukan organisasi berulang-ulang pada rekan kerja lain, menjelekkan organisasi kepada pihak luar, mempengaruhi rekan kerja untuk mengurangi effort kinerjanya, mengutarakan kekecewaan / ketidakpuasan kepada pihak lain yang tidak berhubungan dengan permasalahan, dsb.

Dengan melakukan neglect, maka kita menempatkan diri pada kondisi psikologis dimana kita merasa tidak memiliki kontrol atas situasi, menjadi korban, dan tidak perlu menunjukkan komitmen. Neglect adalah suatu bentuk respon berbahaya karena kita sudah berada dalam kategori "actively dis-engaged" terhadap pekerjaan maupun organisasi kita. Kita menjadi karyawan yang bersikap lalai dan menjadi virus negatif bagi rekan kerja maupun organisasi.

Bertahan (loyalty) 

adalah bentuk respon yang termasuk "menjaga status quo" dan "bermanfaat bagi organisasi". Bertahan berarti kita bersedia menanggung rasa sakit. Bertahan adalah menggertakkan gigi dan memikulnya : bekerja keras walaupun pekerjaan kita tidak nyaman, mendukung kebijakan organisasi walaupun kita tidak sepakat dengannya, melaksanakan jobdesc kendati hal tersebut bertentangan dengan nilai yang kita miliki, mendukung atasan kendati ybs sering menyerang dan menyalahkan, dsb.

Dengan melakukan loyalty, kita menempatkan diri pada kondisi dimana kita merasa tidak memiliki kontrol namun tetap berkomitmen. Jika pada neglect kita menjadi korban, maka pada loyalty kita masih berpengharapan.


Bersuara (voice)

adalah bentuk respon yang termasuk "mengubah situasi" dan "bermanfaat bagi organisasi". Bersuara adalah secara aktif berupaya memperbaiki situasi : mendekati atasan untuk menyampaikan ide pengayaan tugas, berinisiatif melakukan pembicaraan pribadi dengan rekan yang sedang berkonflik, terus menyampaikan ide perubahan di meeting-meeting strategis, meminta apa yang dibutuhkan pada atasan, menyuarakan ide terobosan pada manajemen, dsb.

Dengan melakukan voice, maka kita merasa memiliki kontrol terhadap situasi yang dialami, yakin bahwa tindakan kita akan berguna, dan memiliki kepedulian / komitmen untuk memperbaiki kondisi. Tindakan voice adalah tindakan yang paling bermanfaat diantara 4 jenis respon yang ada. Dengan memilih voice, maka kita menempatkan diri sebagai pelaku dan mengambil tanggug jawab penuh untuk berupaya mengubah situasi menjadi lebih baik.

Keluar (exit) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun