Malam Kompasianer yang kucintai :) Malam ini Aku ingin menceritakan sebuah pengalamanku, Nasihat namanya. Nasihat itu mahal harganya, menurutku nasihat itu harta yang tidak dapat kita duga-duga. Nasihat dapat kita terima dari orangtua kita, teman kita, sahabat dekat kita, pacar kita, saudara kita, bahkan dari musuh kita sekalipun. Pastikan pula bahwa nasihat yang kita terima merupakan nasihat kebaikan yang membentuk kita menjadi individu yang lebih baik. Ilmu dan Emas Pagi ini Aku mendapatkan nasihat yang sungguh berharga dari salah seorang teladanku, yaitu kakak ku sendiri, Wah, Aku sendiri tidak menyangka dapat mendapatkan nasihat (rezeki yang tidak terduga-duga). Apa nasihat itu ? Aku menyebutnya dengan nasihat ‘Ilmu’ dan ‘Emas’. Siapa sih yang tidak mau ilmu? apalagi sebatang emas? Ya bahkan kalau bisa Aku ingin kedua-keduanya karena sama-sama bermanfaat. Saat itu Aku sedang menelepon kakakku, Aku : “Fab, Aku minta saranmu mengenai rencana Aku kedepan..Aku masih ragu…” Kakak : “Rik, apapun pilihanmu itu InshaAllah terbaik..Baik kita menjadi seorang guru, seorang pengusaha, karyawan, ataupun bidangnya jika kita melakukan dengan niat Ta’ala InshaAllah barokah..” Aku : “Mmmm…..” Kakak : “Iya jika dengan bekerja kita dapat memberikan ILMU yang kita miliki, dan itu mulia sekali di sisi-Nya, sedangkan dengan berdagang kita dapat membantu sesama secara ekonomi, EMAS, dan itu bernilai mulia pula di sisi-Nya. Aku : “Iya Fab..doakan Aku dapat mencapainya..Amin..” Kakak : “Amin…” Aku menganggap bahwa dengan bekerja kita dapat mengamalkan ILMU yang kita miliki sedangkan berdagang merupakan EMAS. Kedua pilihan tersebut sama baiknya. Yang tidak baik ? Yaa yang tidak berbuat apa-apa, right?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H