Mohon tunggu...
Ericka Andrian
Ericka Andrian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Carpe diem.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seungguhnya Bumi Bukan Milik Manusia Sendiri

12 April 2021   23:58 Diperbarui: 4 April 2023   19:42 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsep bahwa manusia adalah makhluk paling sempurna di antara makhluk ciptaan Tuhan lainnya memang terkadang membuat kita lupa bahwa hal itu bukan berarti manusia adalah makhluk yang hidup sendiri di dunia.

Ada banyak jenis makhluk hidup lain, yang walau statusnya tidak lebih sempurna dari manusia, namun bukan berarti mereka tidak dibutuhkan. Ada sebuah ekosistem yang berjalan di dunia, dan manusia serta makhluk-makhluk lainnya harus bekerjasama dalam ekosistem tersebut.

Rasa superioritas manusia terhadap makhluk hidup lain ini berpotensi membuat manusia melakukan tindak penyerangan terhadap makhluk hidup lainnya. Hal ini tak luput dari hubungan antara manusia dengan hewan-hewan domestik, kucing salah satunya.

"Salah satu faktor animal abuse, tuh, antara poop kucing sembarangan sama kucing nyolong. Paling banyak itu, 'kan," dikutip dari Ibu Dita ketika di wawancarai di Parung, Sabtu (10/4/2021) lalu.

Ibu Dita mengungkapkan bahwa dua hal tersebut sebetulnya juga disebabkan oleh manusia yang kurang bisa mengerti karakteristik makhluk hidup yang hidup bersamanya, dalam kasus ini kucing. "Dengan adanya poop kucing, manusia harus sadar hanya di situ kemampuan kucing, emang dia poop sembarangan," komentar Ibu Dita.

Tidak seperti manusia yang memiliki akal dan kemampuan untuk mencari makan dengan lebih mudah, kucing tidak selalu tahu di mana mereka harus buang air dan bagaimana cara untuk mendapatkan makan di tengah perkotaan yang sudah dikuasai oleh manusia.

Egois namanya jika segala kelebihan yang dimiliki oleh manusia membuat manusia merasa memiliki hak untuk menindas makhluk hidup lain, dan bukannya menolong mereka; mengisi kekurangan-kekurangan yang ada pada diri mereka.

Menurut Ibu Dita, memang sudah kewajiban bagi manusia untuk mengerti kucing, membersihkan kotorannya, dan memberinya makan. Kalau dua hal tersebut dilakukan, mungkin tidak akan ada pemikiran yang mengeluhkan tentang kucing yang buang air sembarangan.

Tidak pula akan ada kucing-kucing yang kelaparan dan berakhir mengambil makanan manusia tanpa mereka pahami bahwa itu bukanlah tindakan yang baik; kucing tidak memiliki kemampuan untuk memahami hal tersebut. Dan kedua hal itu, akan berpengaruh pada mengurangnya tindak animal abuse di muka bumi itu.

Sebagaimana kucing membutuhkan manusia, manusia juga membutuhkan kucing, seperti contohnya untuk mengendalikan populasi tikus. Sama seperti manusia, kucing juga diciptakan dan ditakdirkan untuk hidup di muka bumi dengan sebuah alasan. "Hak hidup di semesta tuh sama, itu yang harus manusia sadari. Jangan beranggapan hanya kita (manusia) yang berhak hidup, mereka (kucing) juga berhak hidup," ucap Ibu Dita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun