Mohon tunggu...
Erick Firdauz
Erick Firdauz Mohon Tunggu... profesional -

Seorang Akuntan dan juga pemerhati masalah sosial kemasyarakatan.. Sangat suka travelling ke daerah2 alami, pantai, dan terutama snorkling spot :-)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Vote Jokowi for Bogor 1

12 Maret 2012   09:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:10 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yth Pa Jokowi,

 

Sore ini saya membaca sebuah berita di situs Detik.com, yang berisi tentang penolakan Taufik Kiemas (“TK”) atas pencalonan Bapak sebagai DKI1. Mohon maaf sebelumnya, tapi dari lubuk hati yang paling dalam terus terang sedikit banyak itu merupakan berita positif buat saya, meski aga sedih juga sebenarnya.

 

Positif karena saya ingin bisa menceritakan kepada anak saya nanti, bahwa di Indonesia modern ini pernah ada seorang walikota yang berhasil memajukan ekonomi di kota yang dipimpinnya, dengan menjadikan rakyat jelata sebagai pemeran utama ekonomi kota tersebut, bukan pemeran pinggiran atau pesakitan ekonomi, yang hanya dijadikan obyek pemasaran dan pekerja saja.

 

Saya ingin mengenang Bapak sebagai kepala daerah yang berani memberontak kepada penguasa lalim, yang memaksakan kehendak pemodal besar untuk menjadikan rakyat Bapak pesakitan. Pemberontakan Bapak mengingatkan saya akan kisah Ronggolawe sang Bupati Tuban, yang berani melawan angkara murka penguasa Majapahit, meski menyebabkan kematian dirinya sendiri.

 

Saya juga ingin mengenang Bapak sebagai pencetus mobil nasional Kiat Esemka. Mobil yang lahir ditengah kepungan pemodal dan cibiran pemerintah pusat serta sebagian rakyat Indonesia. Semoga Bapak bisa menuntaskan proyek Esemka ini sebelum Bapak lengser dari dunia politik Solo. Tapi klo boleh usul, mungkin di masa depan Esemka nya cukup “dimandikan” di tempat pencucian mobil saja Pa.

 

Saya mengagumi kehebatan Bapak, namun saya khawatir lumpur di kota Jakarta terlalu pekat dan kelam, hingga pemimpin berkualitas emas tulen seperti Bapak pun sulit untuk bersinar disana.

 

Kalaupun Bapak berkeinginan untuk berkarya selepas menjadi Walikota Solo, saya mengusulkan Bapak untuk pindah saja jadi Walikota di kota kelahiran saya, Kota Bogor. Saya yakin Bapak akan mampu memimpin Kota Bogor menjadi kota yang jauh lebih baik daripada saat ini.

 

 

 

Salam Hormat Kompasiana,

Erick Firdauz

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun