Mohon tunggu...
Eric Brandie
Eric Brandie Mohon Tunggu... Penulis - Sosiolog

Kajian realitas dan dimensi sosial Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Konspirasi

30 Januari 2020   22:33 Diperbarui: 31 Januari 2020   05:14 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsekwensi sebuah negara dengan status negara berkembang adalah realitas level kecerdasan rakyatnya yang belum merata, bahkan cendrung masih didominasi oleh prosentase rakyat dengan kecerdasan yang minim. Banyak faktor sebagai penyebabnya antara lain: faktor ekonomi non sejahtera, kesadaran yang rendah akan perlunya pendidikan formal, mutu dan kualitas regulasi pendidikan yang belum memenuhi standar baik nasional maupun global.

Tak pelak, realitas tersebut merupakan suatu kerentanan di dalam sebuah negara bersistem Demokrasi, sebab kekuasaan tertinggi yang berada pada akumulasi sikap dan suara rakyat. Dan tentu saja tidak terhindarkan terjadinya tarik-menarik pengaruh oleh berbagai kepentingan, mustahil dielakkan!

Dengan menyadari resiko kerentanan tersebut tidak ada pilhan selain mengagendakan percepatan pertumbuhan tingkat kesejahteraan rakyat oleh pemerintah yang setiap saat harus terus dioptimalisasi, tentu saja di saat yang bersamaan beriringan jalan dengan perbaikan mutu dan kualitas pendidikan bangsa.

Mengapa kesejahteraan dan mutu pendidikan rakyat amatlah krusial? Sebab sebagaimana telah disebutkan di atas, bahwa di sebuah negara Demokrasi rakyatlah yang menjadi pintu bagi segala kepentingan. Maka kebutuhan primer, sekunder serta kualitas pendidikan formal harus sungguh-sungguh diberikan seoptimal mungkin yang kemudian tentu saja akan menciptakan daya kecerdasan dan kritisme rakyat kemudian dapat diandalkan bagi turut bersama pemerintah menjaga stabilitas negara.

Belum lama ini kita cukup dibuat terperangah dengan kemunculan beberapa fenomena sosial tidak lazim dengan para pelaku/petingginya yang tampak terkesan penuh percaya diri dan bahkan beberapa fenomena tersebut muncul ke permukaan dengan waktu yang hampir bersamaan pula.

Secara akal sehat tentu saja kita akan mencerna, mengevaluasi dan akhirnya berujung pada kesimpulan bahwa semua aksi di luar kenormalan bangsa tersebut tidak jauh-jauh dari sebuah permainan konspirasi belaka.

Barangkali karena belum cukup lama eksis maka bisa dikatakan konspirasi tersebut masih pada tataran level lunak atau uji coba saja, namun apabila dibiarkan saja maka tentu akan sangat mungkin naik kepada level gawat darurat sebagaimana beberapa konspirasi besar terdahulu dalam catatan sejarah bangsa kita sebut saja seperti: DI/TII, PRRI, G30SPKI.

Baiklah, apakah sebenarnya KONSPIRASI itu?

Saya akan menjelaskannya dengan bahasa ringan dan pemahaman logika sederhana agar mudah dicerna oleh berbagai kalangan.

Konspirasi, secara umum dikenal juga dengan istilah persekongkolan khusus.
Dan biasanya aksi mereka bersifat fenomenal, menyedot perhatian publik. Sebab memang dirancang sedemikian rupa agar menghasilkan efek perhatian yang maksimal.

Jaringan lingkaran pelaku konspirasi terdiri atas dua bagian:
Dalang/sponsor dan operator lapangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun