Mohon tunggu...
Eric Brandie
Eric Brandie Mohon Tunggu... Penulis - Sosiolog

Kajian realitas dan dimensi sosial Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bencana Monster Hoaks

6 Oktober 2018   12:28 Diperbarui: 7 Oktober 2018   13:22 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya tergelitik dengan pernyataan Sdr. Fadli Zon kemarin di salah satu stasiun televisi swasta yang ringan mengatakan:
"Apakah ada yang dirugikan dengan polemik Hoax RS itu, tidak kan?"
Cukup memprihatinkan sekali sekelas seorang Wakil Rakyat ternyata tidak benar-benar memahami ekses buruk bagi masyarakat dan negara akibat sebuah penyebaran berita HOAX liar dan terencana.

Perilaku penyebaran berita palsu yang begitu masif mengindikasikan terjadinya epidemiologi informasi, yaitu penyebaran informasi dari individu ke individu dan dari media ke media sepanjang waktu. Isu-isu yang dimainkan pun tak jauh dari SARA.

Pada masa kampanye presiden Amerika lalu, misalnya, jurnalis senior Buzzfeed News, Craig Silverman menemukan bahwa penyebaran berita palsu melalui Facebook justru mendominasi pada tiga bulan terakhir sebelum pemilihan presiden. Padahal pada rentang 6-9 bulan sebelumnya, penyebaran berita di media mainstream masih mendominasi percakapan di Facebook.

Berikut ini sederet kemelut dan tragedi yang terjadi di negara-negara dunia akibat Hoax yang ditelan mentah-mentah :

1. Kebohongan yang Memicu Perang Dunia ll

Awal September 1939, Adolf Hitler mengabarkan kepada parlemen Jerman bahwa militer Polandia telah "menembaki tentara Jerman pada pukul 05.45." Ia lalu bersumpah akan membalas dendam. Kebohongan yang memicu Perang Dunia II itu terungkap setelah ketahuan tentara Jerman sendiri yang membunuh pasukan perbatasan Polandia. Karena sejak 1938 Jerman sudah mempersiapkan pendudukan terhadap jirannya itu.

2. Perang Amerika dan Spanyol 1898

Pada tahun 1898 pengusaha AS William Hearst ingin agar AS mengobarkan perang terhadap Spanyol di Amerika Selatan. Untuk itu ia memanfaatkan surat kabarnya Morning Journal untuk menyebar kabar bohong dan menyeret opini publik, dan salah satu kabar bohongnya adalah tentang "serdadu Spanyol yang menelanjangi perempuan AS". 

Akibatnya, perangpun berkobar pada 25 April hingga 12 Agustus 1898. sehingga mengakibatkan 268 orang meninggal dalam sebuah ledakan kapal di pelabuhan Havana dan belum terhitung jumlah korban lainnya. Akibat dari kabar bohong yang dibuatnya, Hearst mendapat keuntungan besar karena sejak perang berkecamuk, oplah Morning Journalnya berlipat ganda. Hearst menyadari kebohongan berita yang dibuatnya namun karena maksud mencari keuntungan dia tidak peduli dengan nyawa yang melayang.

3. Perang Vietnam 1964

Perang Vietnam terjadi antara tahun 1957 hingga 1975 di Vietnam. Perang ini merupakan bagian dari Perang Dingin antara dua kubu ideologi besar, yakni Komunis dan SEATO. Dua kubu yang saling berperang adalah Vietnam Selatan dan Vietnam Utara. Amerika Serikat, Korea Selatan, Thailand, Australia, Selandia Baru dan Filipina Jumlah korban yang meninggal diperkirakan lebih dari 280.000 orang di pihak Vietnam Selatan dan lebih dari 1.000.000 orang di pihak Vietnam Utara.

Setelah ditelusuri, perang ini dipicu oleh kementerian Pertahanan AS yang mengabarkan bahwa kapal perang USS Maddox ditembaki kapal Vietnam Utara pada 2 dan 4 Agustus 1964. Atas laporan tersebut presiden Lyndon B. Johnson pun mengumumkannya di televisi, sehingga menyebabkan meletusnya perang vietnam. Kebohongan itupun terungkap oleh pengakuan mantan menteri pertahanan AS Robert McNamara pada tahun 1995, dia mengatakan bahwa insiden yang terjadi atas kapal tersebut adalah berita bohong belaka.

4. Perang Irak 2003--2011

Perang ini terjadi ketika Amerika mulai menginvasi Irak pada tahun 2003. dan berakhir pada tahun 2011. Akibatnya, sekitar setengah juta orang tewas di Irak akibat perang tersebut dan menyebabkan perang saudara antara kelompok Syi'ah dan Sunni hingga sekarang. ironisnya, perang ini dipicu oleh kabar bohong yang dibuat oleh Ahmed Chalabi kepada intelijen AS. 

Chalabi mengatakan kepada mereka bahwa irak memiliki senjata pemusnah massal. Menteri luar negeri AS colin powell langsung meyakini kabar tersebut dan lantas membeberkannya pada sidang Dewan Keamanan PBB 5 Februari 2003, sehingga hal itu mendorong Presiden Bush menginvasi Irak dan meruntuhkan rezim Saddam Hussein. selama bertahun-tahun peperangan irak dan amerika, senjata pemusnah massal yang mereka tuduhkan pun tidak juga ditemukan. Ironis, sungguh ironis, mengingat penyebar hoax itu adalah warganagera irak sendiri. Chalabi menghancurkan negaranya dengan kebohongan yang dibuatnya.

5. Ketegangan Arab Saudi-Qatar

Arab Saudi berang terhadap Qatar akibat cuitan di akun Twitter Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman al-Thani yang mengatakan Qatar akan menarik duta besar dari negara-negara tetangga, termasuk Mesir, Kuwait, dan Arab Saudi.

Akibat pemberitaan itu, Saudi dan Uni Emirat Arab langsung memblokir seluruh media Qatar, termasuk yang terbesar, Al-Jazeera.
Tidak lama setelah itu, pemerintah Qatar mengklaim bahwa pemberitaan itu tidak benar. Menurut mereka, kantor berita Qatar telah diretas dan ditulisi berita hoax mengatasnamakan Emir. Hingga saat ini Saudi dan Qatar tidak juga akur.

Semoga bermanfaat, tolak tegas Hoax oleh siapapun dan dalam bentuk apapun juga, Jaga stabilitas dan kedamaian negeri kita.

Erick Brandie

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun