Mohon tunggu...
Ericho Nanda
Ericho Nanda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang Indonesia tinggal di Melbourne

Peminat Musik dan Pariwisata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bendera Pelangi

12 Agustus 2021   19:31 Diperbarui: 13 Agustus 2021   06:01 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari baris paling depan Paul menari begitu merdeka, perasaan semerdeka itu belum pernah dia rasakan sebelumnya. Perasaan yang tidak mungkin dia rasakan di tanah kelahiran dan di tengah lingkungan keluarganya, malam itu tubuhnya bergerak begitu merdekanya, jiwanya terlebih-lebih. Merdeka dan percaya diri adalah make up terbaik yang dia kenakan pada malam perayaan Mardi Gras 2019 Sydney, Australia.

Paul mengaku pernah menjalin hubungan dengan seorang perempuan teman kerjanya. Paul sadar betul bahwa perempuan baik itu benar-benar jatuh hati padanya, namun Paul tidak sedikitpun tertarik dengannya, hal itu dia lakukan semata hanya untuk menutupi identitasnya dan berusaha menjadi "normal". Perempuan baik itu kerap membawakan makan siang untuknya, namun Paul malah memberikan makan siang itu kepada laki-laki yang dia kagumi.

Pada titik itu dia menyadari bahwa dirinya tidak akan pernah bisa "normal". Paul memiliki ketertarikan yang dianggap banyak orang sebagai penyimpangan seksual di lingkungan sekitarnya. Dia tidak benar-benar memperlihatkan jati dirinya kepada banyak orang apalagi di hadapan keluarga besarnya, perasaan itu dia simpan erat-erat mengingat perlakuan yang mungkin dia terima, Paul tersandera kenyataan.

Sekeras apapun usaha Paul menutup identitas, semuanya berakhir sia-sia.  Dari bully hingga dilibas pernah dialami, dia kerap mendapatkan pelecehan dan penolakan dari lingkungan sosialnya saat identitas aslinya terungkap. Paul merasa pencapaian dan hal baik yang pernah dia lakukan sirna begitu saja terbentur identitas. Merasa tak nyaman dengan keadaan, Sydney jadi pelarian.

Sydney memiliki sejarah panjang tentang komunitas Lesbian, Gay, Bisexual,Transgender dan Intersex People (LGBTI). Ibu kota New South Wales itu punya "Mardi Gras" yakni, acara tahunan LGBTI terbesar di dunia. Bertepatan perayaan Mardi Gras yang ke 41, Tahun 2019 Paul berkesempatan untuk menjadi bagian dari acara penting bagi eksistensi kaum LGBTI ini, Mardi Gras 2019 menjadi momen bersejarah bagi perjalanan penetapan identitasnya di Australia.

Di Australia, keberadaan kaum LGBTI dilindungi oleh undang-undang The Sex Discrimination Act 1984,

The Sex Discrimination Act 1984 protects people from unfair treatment on the basis of their sex, sexual orientation, gender identity, intersex status, marital or relationship status, pregnancy and breastfeeding. It also protects workers with family responsibilities and makes harassment against the law. (humanrights.gov.au)

"Kesetaraan dan kebebasan dari diskriminasi adalah fundamental hak asasi manusia yang dimiliki oleh semua orang, tanpa memandang orientasi seksual, identitas gender atau karena mereka interseks."mengutip pernyataan Australian Human Rights Commision (2014)

Meski telah memliki payung hukum, keberadaan kaum LGBTI di Australia bukan tanpa halangan, beberapa dari mereka juga kerap mendapatkan perlakuan tidak pantas walau dalam  skala yang lebih kecil dari Indonesia, setidaknya begitu yang dirasakan Paul. 

Kini Paul hidup merdeka dari hujan penghakiman, dia tinggal di tengah masyarakat yang menerimanya dari ujung kepala hingga ujung kaki, dia tinggal di tengah masyarakat yang mengapresiasi kontribusinya terlepas dari orientasi seksualnya, sepertinya Paul lebih bahagia, mungkin pelajaran yang bisa kita ambil adalah, kita akan menjadi diri kita yang seutuhnya ketika berada dilingkungan yang suportif.

Melbourne, 12082021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun