“Aci pasti berfikir saya ini bukan orang china! Aci pasti berfikir saya ini sopir! Jangan salah aci, siapapun orang yang masuk dan keluar dari pulau ini, saya pasti tau!” Wahhh FBI!!!
“Turun! Turun semua! Naik mobil lain saja! Biar Aci yang sombong ini tau! Saya ini bukan supir! Asal tau saja.. Semua orang di pulau ini kenal siapa saya! Boleh tanya!” La ilahhh, dia ngambek!!! Lalu terjadilah insiden koper dilempar dan ditendang, dan bantingan pintu yang membuat crew L’apetite benjol sia-sia. Dan beberapa kalimat aneh lain yang ia muntahkan tanpa bernafas, aku yakin sekali, kalau sebuah telur dipecahkan di atas kepalanya, maka ia akan menjadi telur matasapi yang matang sempurna!
Jenderal Kejora dan teman baiknya nya, *Mr. Electric* mendekati dia dan mengingat tidak ada mobil pengganti dan kami harus tiba di airport dalam 30 menit, mereka berdua berkolaborasi untuk melunakkan hatinya. Mungkin Jenderal Kejora berfikir, lebih mudah melunakkan hati si dia daripada istrinya sendiri. Wekekekekek..
Akhirnya, dengan kalimat ampuh “Tuhan saja mau mengampuni, masa kita manusia tidak?”, manusia gua itu mengembalikan koper kami ke dalam mobil dan memacu laju mobil Avanza nya menuju airport. Di menit-menit awal, aku sempat merasakan ia melampiaskan marahnya dengan bantingan setir mobilnya, rupanya ia masih marah. Di dalam perjalanan, ia meredakan marahnya dengan pongah dan bersemangatnya menceritakan kehebatan diri sendiri.
“Tinnn Tinnnn… Lihat.. Itu angkot merah! Yang ada tulisan CINT* nya! Itu angkot saya!!!” (Ia membunyikan klakson mobilnya 2x)
Lalu beberapa KM kemudian “Tinnn..Tinnn.. Angkot CINT* lagi tuh! Duaaaaaa!!! Semua angkot saya lima, dan semua ada tulisan CINT* nya..”
Dan beberapa meter kemudian berpapasan lagi dengan angkot merah CINT* lagi “Tinnn Tinnnnn.. Tigaaaaa!”
“Tinnn Tinnn… Tuhh anggota DPRD! Teman saya!!!” Ketika sebuah mobil berplat merah melintas.
“Tinnn.. Tinnn…” Mobil berhenti sebentar di seberang sebuah ruko kelontongan “Adek..adek.. Kasih tau mama, abis ini papa jemput ke dokter” Lalu dia melajukan mobilnya kembali dan berkata “itu tadi anak saya dan itu ruko adik saya..”
“Tinn.. Tinn…. Boss mana bosss?” Ia berhenti sejenak di sebuah hotel berwarna hijau orange berlabel “Hotel XXX” dan berkata “itu hotel terbaik di Alor. Hotel teman saya!”
Dan rasanya hampir separuh perjalanan ia warnai dengan memamerkan harta benda milik diri, kerabat dan teman-temannya. Dan setelah emosinya agak reda, Jenderal Kejora dan Mr. Electric mengajaknya berbincang-bincang. Dan nada bicaranya semakin melembut di sela-sela mereka bicara.