Mohon tunggu...
Erica Andriyanti
Erica Andriyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Perkenalkan nama saya Erica Andriyanti mahasiswa semester 1 jurusan Pendidikan Agama Islam di STAI Al-Hamidiyah Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenali 3 Klasifikasi Penyebab Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

28 Desember 2022   15:23 Diperbarui: 29 Desember 2022   14:26 1197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap orangtua pastinya menantikan kehadiran seorang anak. Anak yang diharapkan orangtua adalah anak yang sempurna tanpa memiliki kekurangan. Tetapi pada nyatanya, Setiap mausia tidak ada yang sempurna. tidak ada manusia yang sama dengan manusia lainnya. Bagaimanapun keadaannya, Setiap manusia diciptakan unik oleh sang pencipta.

Tentunya setiap manusia tidak ada yang ingin dilahirkan dalam keadaan menyandang kelainan ataupun kecacatan. Begitupun orangtua tidak ingin kelahiran anaknya menyandang kecacatan. Kelahiran anak berkebutuhan khusus (ABK) spesifik tidak memandang berasal dari keluarga kaya, keluarga berpendidikan, ataupun kelurga miskin. Orangtua tidak bisa menolak kehadiran anak berkebutuhan khusus (ABK).

Sebagai manusia, anak berkebutuhan khusus juga memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang di keluarga, masyarakat, dan bangsa. ia memiliki hak untuk bersekolah layak nya seperti saudaranya yang tidak memiliki kelainan atau nomal. melalui peraturan menteri pendidikan indonesia nomor 70 tahun 2009 semua lembaga pendidikan diharapkan melaksanakan pendidikan inklusi agar anak berkebutuhan khusus dapat bersekolah pada kelas reguler di mana pun ia berada.

Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memerlukan penanganan khusus karena adanya gangguan perkembangan dan kelainan yang dialami anak. Adapun istilah disability, adalah anak yang memiliki keterbatasan di beberapa kemampuan baik itu fisik seperti tunanetra dan tunarungu, maupun psikologi seperti autism dan ADHD

Pengertian lain yang bersinggungan dengan tumbuh kembang normal dan abnormal, Pada anak kebutuhan khusus bersifat abnormal. Anak tergolong berkebutuhan khusus (ABK) biasanya ditandai dengan ciri tumbuh kembang anak tidak muncul sesuai usia perkembangannya seperti belum mampu mengucap satu katapun di usia 3 tahun.

Pemahaman Anak Berkebutuhan khusus, Ada yang bersifat Biologis, Psikologis, Sosio-kultural.

  • Dasar biologis, anak berkebutuhan khusus yang dikaitkan dengan kelainan genetik, seperti brain injury yang bisa mengakibatkan kecacatan tunaganda.
  • Dasar Psikologis , anak kebutuhan khusus ini. lebih mudah dikenali  dari sikap dan perilaku, seperti gangguan kemampuan emsional dan gangguan kemampuan berbicara pada anak autis dan ADHD.
  • Dasar Sosio-kultural, anak berkebutuhan khusus yang memiliki kemampuan dan perilaku yang tidak pada umumnya, sehingga memerlukan penanganan khusus.

Jumlah anak berkebutuhan khusus (ABK) di indonesia Menurut data statistik, angka kisaran disabilitas anak usia 5-19 tahun adalah 3.3%. Sedangkan jumlah penduduk pada usia tersebut (2021) adalah 66.6 juta jiwa. dengan demikian jumlah anak usia 5-19 tahun penyandang disabilitas serkisar 2,197.833 jiwa. 

Kemudian data Kemendikburistik_cut_off_agustus 2021 menunjukan jumlah peserta didik pada jalur sekolah luar biasa (SLB) dan inklusi adalah 2689.398 anak. "Dengan demikian presentase anak penyandang disabilitas yang menempuh pendidikan formal baru sebesar 12.26%. artinya masih sedikit dari yang seharusnya dilayani.

Berikut 3 Klasifikasi Penyebab Anak Berkebutuhan Khusus:

Faktor-faktor penyebab anak menjadi berkebutuhan khusus, dapat dilihat dari waktu kejadiannya dan dapat dibedakan menjadi tiga klasifikasi, yaitu sebelum kelahiran, saat kelahiran dan penyebabab yang terjadi setelah kelahiran.

1. Pre-Natal

Terjadinya kelainan masa dalam kandungan atau sebelum proses kelahiran. kalainan tersebut dapat disebabkan oleh dua faktor. faktor internal yaitu genetik dan turunan, dan faktor eksternal yaitu ibu yang mengalami pendarahan bisa karena jatuh sewaktu hamil, atau memakan makanan yang dapat mencederai janin dan akibatnya janin kekurangan gizi. 

Berikut hal-hal sebelum kelahiran bayi yang dapat meyebabkan terjadinya kelainan pada bayi:

  • Infeksi kehamilan, infeksi kehamilan bisa terjadi akibat virus.
  • Gangguan genetika, gangguan ini dapat disebabkan akibat kelainan kromosom, transformasi yang mengakibatkan keracunan darah (Toxaenia) atau faktor keturunan
  • Usia ibu hamil, penyebab kelainan pada bayi yang disebabkan oleh usia ibu hamil adalah usia yang terlalu muda, yaitu 12-15 tahun dan terlalu tua, yaitu di atas 40 tahun.
  • Keracunan saat hamil, keracunan dapat terjadi saat hamil, yaitu janin yang kekurangan vitamin atau menggunakan obat-obatan kontasepsi Ketika Wanita mengalami kehamilan yang tidak dinginkan seperti percobaan abortus yang gagal, sangat memungkinan bayi lahir dalam kaeadaan cacat.
  • Penyakit menahun seperti TBC, penyakit ini dapat terjangkit pada individu yang tertular oleh pengindap TBC lain, atau terjangkit TB akibat bakteri lingkungan yang kotor.
  • Infeksi karena penyakit kotor, yang dimaksud penyakit kotor adalah penyakit kelamin/sipilis yang bisa terjangkit pada ibu yang dapat membahayakan bagi janin dan ibu.
  • Pengunaan sinar X, radiasi sinar x dari USG yang berlebihan atau terkena alat-alat pabrik , yang dapat menyebakan kecacatan bayi kerena merusak sel kromosom janin.
  • Pengalaman traumatic, hal ini bisa berupa shock akibat ketegangan saat melahirkan pada kehamilan sebelumnya, atau trauma akibat benturan pada kandungan saat kehamilan.
  • Ibu yang terjangkit virus yang bisa menyebabkan janin kekurangan oksigen sehingga pertumbuhan otak janin terganggu.
  • Toxoplasmiosis (berasal dari virus binatang seperti bulu kucing)

2. Peri-Natal

Terjadinya kelainan pada masa proses kelahiran, menjelang serta saat setelah proses kelahiran. contohnya kelahiran yang sulit, pertolongan yang salah, persalinan yang tidak spontan, lahir premature, berat badan rendah, infeksi karena ibu yang mengindap sipilis.

Berikut hal-hal menyebabkan kecacatan bayi saat kelahiran:

  • Proses kelahiran lama, prematur, kekurangan oksigen. Bayi premature atau terlalu lama dalam kandungan dapat menyebabkan bayi lahir cacat. Dapat terjadi krena cairan ketuban janin yang terlalu lama jadi mengandung zat-zat yang membahayakan bayi.
  • Pendarahan, pendarahan dapat terjadi pada ibu akibat placenta previa yaitu jalan keluar bayi tertutup dengan plasenta.
  • Kelahiran dengan alat bantu, meskipun tidak seluruhnya, dapat menyebabkan kecacatan otak bayi, misalnya menggunakan vacum, tang verlossing.
  • Kelahiran bayi sungsang,  dikatakan sungsang apabila kaki atau bokong bahkan tangan keluar terlebih dahulu.
  • Tulang ibu tidak proposional (Disproporsi sefalopelvik) ibu yang memiliki kelainan tulang pelvik atau pinggul, yang dapat menekan kepala bayi saat proses kelahiran. Hal seperti ini dapat dihindari dengan melakukan oprasi caesar.

3. Pasca-Natal

Terjadinya kelainan setelah bayi dilahirkan hingga dengan sebelum usia perkembangan selesai (kurang lebih 18 tahun). hal ini dapat terjadi karena kecelakaan, tumor otak dan kejang.

Berikut Hal-hal yang menyebabkan kecacatan pada anak di masa bayi:

  • Kurangan zat makanan (gizi, nutrisi) bayi setelah kelahiran sangat membutkan gizi dan nutrisi yang sempurna. Gizi ini dapat diperoleh dari ASI di 6 bulan pertama, dan makanan sebagai penunjang dengan gizi seimbang di usia selanjutnya.
  • Kecelakaan, kecelakaan pada bayi terutama area kepala dapat mengakibatkan luka pada otak. Karena otak adalah organ utama kehidupan manusia jika mengalami kerusakan maka dapat merusak pula sistem/fungsi tubuh lainnya.
  • Keracunan, racun masuk dalam tubuh bayi bisa dari makanan dan minuman yang dikonsumsi bayi. Jika  daya tubuh bayi lemah dapat meracuni secara permanen. Racun yang masuk meyebar dalam darah bisa dialirkan pula ke otak dan menyebabkan kecacatan pada bayi.
  • Penyakit infeksi bakteri (TBC), virus ( meningitis, enchepalitis), diabetes melitus, penyakit panas tinggi dan kejang-kejang (stuip) penyakit-penyakit tersebut jika terkena pada bayi maka dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental anak.

Ada banyak jenis anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah:

1. Anak dengan gangguan fisik

  • Tunanetra, yaitu anak yang mengalami gangguan indera penglihatannya.
  • Tunarungu, yaitu anak yang kehilangan seluruh/sebagian pendengarannya.
  • Tunadaksa, yaitu anak yang mengalami cacat pada alat gerak (tulang, sendi, otot).

2. Anak dengan gangguan emosional dan perilaku

  • Tunalaras, yaitu anak yang kesulitan menyesuaikan diri dan bertingkah laku tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
  • Tunawicara, yaitu anak yang mengalami gangguan komunikasi.
  • Hiperaktif, yaitu anak mengalami gangguan tingkah laku yang tidak normal disebabkan dengan gejala utama tidak mampu mengendalikan gerak dan memusatkan perhatian.

3. Anak dengan gangguan intelektual

  • Tunagrahita, yaitu anak mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental intelektual sehingga mengalami kesulitan dalam akademik.
  • Anak lamban belajar (slow learning), yaitu anak yang memiliki potensi di bawah normal tetapi belum termasuk tunagrahita (biasanya mmiliki IQ 70-90).
  • Anak berbakat adalah anak yang memiliki bakat kecerdasan yang luar biasa.
  • Autisme, yaitu anak yang mengalami gangguan perkembangan anak yang disebabkan karena adanya gangguanpada sistem saraf pusat.
  • Indigo adalah manusia yang sejak lahir memiliki kelebihan khusus yang tidak dimiliki pada manusia umumnya.

Sumber: Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus, oleh Dini Ratri Desiningrum (2016)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun