Kesulitan belajar siswa adalah koondisi dimana peserta didik yang mengalami hambatan-hambatan tertentu dalam proses belajar yang disebabkkan oleh beberapa faktor, seperti:
- Potensi Belajar Rendah, adalah kemampuan pembelajaran yang telah dicapai peserta didik namun hasil tersebut belum memenuhi batasan.
- Sering Putus Asa, adalah sikap emosi dan perasaaan yang ditandai dengan kurangnya harapan, optimisme dan ghairah dalam melakukan sesuatu.
- Kebiasaan buruk/bad habit, adalah kebiasaan buruk yang sering terjadi pada peserta didik, seperti: tidur saat pembelajaran, malas mencatat, belajar sistem kebut semalam dll.
Adapun tiga jenis kesulitan belajar secara spesifik:
1. Disleksia merupakan kelainan secara bilogis yang dapat teridentifikasi dengan sulitnya anak untuk mengenali kata dengan tepat, baik dalam pengejaan maupun dalam mengkode simbol.
Ciri-ciri dari Dialeksia:
a. Kesulitan mengenali dan mengeja huruf.
b. Huruf tertukar, misal huruf 'b menjadi 'd'.
c. kesulitan dalam memahami kalimat yang dibaca maupun didengar.
d. Membaca sangat lambat, terputus-putus dan tidak tepat.
e. Kesulitan mengingat kata, mengingat nama, memvisualisasi, membedakan huruf vocal dengan huruf konsonan.
f. Â Memiliki rentang perhatian yang pendek.
g. Memiliki daya ingat jangka yang pendek.
h. Kesulitan dalam persepsi spesial.
i. Kebingungan atas konsep alfabet dan simbol.
j. Kesulitan membuat pekerjaan tertulis secara terstuktur, misalnya essay
2. Disgrafia merupakan kesulitan belajar pada anak dalam menggunakan pikiran ke dalam tulisan. menulis anak disgrafia biasanya sangat pelan, hasil tulisannya sulit untuk dibaca, dan melakukan kesalahan saat mengeja kata, hal ini karena ketidakmampuan anak disgrafia dalam memadukan huruf dan bunyi.
Ciri-ciri dari Disgrafia:
a. Sangat lambat menulis
b. Tulisan cenderung miring, tertutama apabila alas tulis tidak bergaris.
c. Jarak antara huruf tidak konsisten (terlalu dekat atau jauh).
d. Terbalik dalam penulisan angka dan huruf.
e. Ukuran huruf tidak kosisten (terlalu kecil atau besar).
f. Bentuk tulisan seperti cermin (terbalik).
g. Tekanan pensil ketika meulis tidak tepat (terlalu tebal atau tipis).
3. Diskakulia merupkan kesulitan dalam belajar untuk memahami aritmatika, gangguan diskalkulia ini dikelompokam menjadi empat keterampilan, yaitu:
1. Keterampilan matematika berhubungan dengan penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian dasar dan urutan oprasi dasar.
2. Keterampilan astensional, berhubungan dengan menyalin angka dengan benar dan mengamati simbol operasi.
3. Ketererampilan linguistic, berhubungan dengan memahami istilah matematika dan mengubah masalah tertulis menjadi simbol matematika.
4. Keterampilan perseptual, berhubungan dengan mengenali dan mengerti simbol dan mengurutkan kelompok angka.
Ciri-ciri dari Diskalkulia:
a. Kesulitan mengenal dan memahami simbol.
b. Asosiasi visual-motorik.
c. Abnormalitas persepsi visual.
d. Gangguan dalam spesial.
Sumber lain:
Ika Rahayu S., M.Si "Psikologi Pendidikan"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H