Mohon tunggu...
Erica AuliaWidiani
Erica AuliaWidiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Writer - Content Creator - Businesswoman

Nama Lengkap : Erica Aulia Widiani | Seorang mahasiswa, menyukai tulis menulis dan diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Cara Mengurangi Sifat Perfeksionis, Buat Kamu yang Suka Kewalahan Karena Keperfeksionisan

11 November 2023   11:11 Diperbarui: 11 November 2023   11:12 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: berkeluarga.id

"Perfection is not attainable, but if we chase perfection, we can catch excellence." - Vince Lombardi  

Sifat perfeksionis bisa menjadi sahabat sekaligus lawan terberat. Bagi mereka yang selalu mencari kesempurnaan, sering kali terjebak dalam jerat kecemasan dan tekanan yang tak terbatas. Artikel ini menggali cara-cara menyelamatkan diri dari kewalahan akibat keperfeksionisan, membuka pintu menuju pencapaian yang memuaskan tanpa membebani jiwa.

Berikut beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi sifat perfeksionis:

1. Terima Ketidaksempurnaan sebagai Bagian dari Proses

Perjalanan menuju kesuksesan seringkali dipenuhi dengan kegagalan dan kesalahan. Menerima kenyataan bahwa ketidaksempurnaan adalah bagian tak terpisahkan dari proses belajar dapat meredakan tekanan berlebih.

2. Tentukan Prioritas dan Tujuan Realistis

Buat daftar prioritas dan tetapkan tujuan yang realistis. Fokus pada tugas-tugas yang benar-benar penting dan dapat memberikan dampak positif. Mengelola ekspektasi diri sendiri dapat membantu mengurangi kewalahan.

3. Belajar untuk Menghargai Kemajuan, Bukan Kesempurnaan

Alihkan fokus dari pencapaian sempurna ke apresiasi terhadap kemajuan yang telah dicapai. Setiap langkah kecil menuju tujuan adalah pencapaian yang patut diakui.

4. Terapkan Prinsip "Done is Better Than Perfect"

Menyelesaikan tugas dengan baik lebih baik daripada terus-menerus mengejar kesempurnaan yang sulit dicapai. Kenali kapan saatnya untuk menyudahi sebuah proyek dan menerima bahwa itu sudah cukup.

5. Perkenalkan Istirahat dan Pemulihan

Sifat perfeksionis seringkali diiringi oleh intensitas kerja yang tinggi. Beri diri sendiri izin untuk istirahat dan pulih. Pergilah jauh sejenak, nikmati hobi, dan biarkan pikiran Anda bernafas.

6. Jangan Takut Bertanya atau Mencari Bantuan

Merasa tidak dapat menyelesaikan segalanya sendiri adalah hal yang manusiawi. Jangan ragu untuk bertanya atau mencari bantuan ketika diperlukan. Keterlibatan orang lain dapat memberikan perspektif baru dan solusi yang efektif.

7. Ubah Persepsi Terhadap Kegagalan

Lihat kegagalan sebagai peluang untuk tumbuh, bukan sebagai tanda kelemahan. Setiap kesalahan membawa pembelajaran berharga yang tidak akan Anda dapatkan dari kesempurnaan.

8. Amati dan Tantang Pikiran Negatif

Pahami pikiran negatif yang mendorong perilaku perfeksionis. Tantang pola pikir ini dengan pertanyaan kritis dan tawaran solusi positif.

9. Asah Keterampilan Delegasi

Belajar untuk mendistribusikan tugas dan pekerjaan. Delegasi adalah keterampilan penting yang membantu menghindari kelebihan beban dan memberikan peluang bagi orang lain untuk tumbuh.

10. Sediakan Waktu untuk Kreativitas Tanpa Batas

Biarkan diri Anda bekerja tanpa batas sesekali. Hal ini dapat memberikan ruang bagi kreativitas yang mengalir tanpa terkekang oleh aturan kesempurnaan.

Mengurangi sifat perfeksionis bukanlah tentang menurunkan standar, tetapi tentang menemukan kebahagiaan dan kepuasan dalam perjalanan pencapaian. Dengan melepaskan beban kesempurnaan yang tak tercapai, kita memberi diri kita sendiri ruang untuk tumbuh dan menikmati setiap langkah dalam prosesnya. Sebagai seorang manusia, kamu tidak hanya menciptakan karya yang sempurna, tetapi juga membentuk perjalanan yang membawa kepuasan dan prestasi tanpa kewalahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun