Diwali atau Deepavali merupakan festival umat Hindu yang dirayakan setiap tahun, biasanya pada bulan November atau Desember di India. Perayaan ini dilakukan selama lima hari dari hari ke tiga belas paruh gelap bulan lunar Ashvina hingga hari kedua paruh terang bulan lunar kartika dengan menyalakan cahaya dari mulai lampion, lilin, kembang api dan lampu tradisional. Pada tahun ini, festival diwali atau deepavali jatuh pada tanggal 4 November.
Dalam bahasa sansekerta, diwali memiliki arti "barisan lampu". Sedangkan dalam bahasa Hindi berarti "barisan cahaya". Â Hiasan cahaya yang dibuat untuk menyemarakkan festival ini tentunya merupakan simbol yang memiliki arti tersendiri.Â
Dikutip dari CNN Indonesia, arti dari cahaya ini ialah sebagai tanda dari kesucian, keberuntungan dan kekuatan bagi umat Hindu. Adanya pancaran dari sinar tersebut melambangkan ketiadaan gelap dan hawa jahat dari kehidupan manusia.Â
Hal menarik dari festival ini ialah, perayaannya dijadikan sebagai hari libur nasional resmi di beberapa negara seperti Malaysia, Myanmar, Nepal, Suriname, Guyana, Singapura dan beberapa negara lainnya.
Selain itu ada juga beberapa fakta menarik seputar perayaan diwali, yaitu:
- Makna dari setiap hari perayaannya berbeda
Dengan perayaannya yang dilangsungkan selama beberapa hari, ternyata makna dari hari satu dengan hari yang lainnya berbeda. Pada hari pertama disebut dengan Vasu Daras, ini diperuntukkan bagi sapi dan hewan-hewan yang dianggap suci oleh umat Hindu.
Hari kedua disebut dengan Dhan Teras, pada hari ini diperingati munculnya Dewa Dhanvantari dari samudera. Hal ini dibarengi dengan kepercayaan mereka tentang barang-barang berharga seperti emas dan perak yang dibeli pada hari itu akan membawa keberuntungan hingga sepanjang tahun.
Hari ketiga disebut dengan Naraka Chaturdasi, yang merupakan puncak dari perayaan deepavali. Pada hari ini dimeriahkan dengan membuat dekorasi dari beras dan tepung yang telah diwarnai menggunakan rempah yang disebut dengan Rangoli.
Hari keempat disebut dengan Laksmi Puja, biasanya pada hari ini diisi dengan melakukan pemujaan pada Dewa Laksmi yang dipercayai akan membawa kesejahteraan dan Dewa Ganesha yang akan membawa keberuntungan.
Hari kelima disebut dengan Bali Pratipada, sebuah peringatan ketika Dewa Krisna menyelamatkan rakyat serta sapi dari bencana banjir dengan mengangkat bukit Govadhana.