Kesehatan mental adalah kondisi dimana seseorang merasa tenang batinnya, dapat menerima kekurangan dan kelemahan diri sendiri serta  mampu untuk menghadapi masalah yang datang dengan baik.
Menurut World Health Organization (WHO,2001), kesehatan mental ialah kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di dalamnnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta berperan serta di komunitasnya.
Selain itu Pieper dan Uden (2006), mengatakan bahwa kesehatan mental merupakan keadaan dimana seseorang tidak mengalami perasaan bersalah terhadap dirinya sendiri, memiliki estimasi yang realistis terhadap dirinya sendiri dan dapat menerima kekurangan dan kelemahannya, kemampuan menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasan dalam kehidupan sosialnya serta memiliki kebahagiaan dalam hidupnya.
Seperti yang kita tahu bahwa kesehatan mental adalah salah satu hal penting yang harus kita miliki. Maka untuk memperingatinya, tanggal 10 Oktober dinobatkan sebagai peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia atau Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, agar kita selalu ingat bahwasannya mental yang sehat akan membuat kita bahagia menjalani hidup.
Sayangnya, walaupun sudah banyak pembahasan mengenai pentingnya kesehatan mental. Entah dari media tulis, webinar, podcast, dll, masih banyak pula orang-orang yang belum paham atau bahkan masih meremehkan kesehatan mental itu sendiri.Â
Tidak usah jauh-jauh, orang tua, pacar, teman atau bahkan tetangga kita pun kadang juga masih meremehkan kesehatan mental kita, dengan meremehkan kondisi sedih yang kita lalui, mengatakan bahwa ibadah kita kurang makanya kita jadi sering menangis dan merasa kacau, dibandingkan  kesusahan kita dengan bilang, "Kamu masih enak begitu, harusnya kamu bersyukur. Masih banyak orang di luar sana yang kondisinya lebih parah", dan lainnya. Padahal, di kondisi seperti itu kita sangat butuh orang yang mengerti keadaan dan bisa memvalidasi perasaan kita.Â
Karena feedback yang kita dapatkan tidak sesuai dengan yang kita mau, tidak jarang malah menimbulkan trauma dan menyebabkan kita tidak lagi mau membuka diri terhadap orang lain. Hal ini yang membuat kita menjadi manusi yang tertutup dan menyembunyikan segala hal sendirian. Lagi-lagi, hal itu juga akan menambah tekanan dalam diri kita.
Lalu bagaimana kita bisa mengenali gejala gangguan kesehatan mental?
Untuk bisa mengerti bahwa kesehatan mental kita normal atau tidak, sebenarnya kita butuh profesional dalam bidang itu untuk benar-benar bisa mendiagnosanya. Akan tetapi, tidak ada salahnya kalau kita mengenali tanda-tanda yang terjadi agar tidak berlarut-larut dan bisa segera menanganinya.
Menurut dr. Fadhli Rizal Makarim (2021), ciri-ciri seseorang mengalami gangguan kesehatan mental, yaitu:
- Merasa sedih berkepanjangan, kadang tanpa sebab yang jelas.
- Mati rasa atau tak peduli dengan lingkungan sekitar.
- Merasa lelah yang signifikan, tidak berenergi, dan mengalami masalah tidur.
- Sering marah berlebihan dan sangat sensitif.
- Merasa putus asa dan tak berdaya.
- Sering merasa bingung, khawatir, atau takut.
- Memiliki pengalaman buruk yang tidak bisa dilupakan.
- Mengalami delusi, paranoia, atau halusinasi.
- Merasa sulit untuk berkonsentrasi.
- Merasa takut atau khawatir berlebihan, atau dihantui perasaan bersalah.
- Perubahan suasana hati yang drastis.
- Cenderung menarik diri dari lingkungan sosial.
- Tidak mampu mengatasi stres atau masalah sehari-hari.
- Memiliki pikiran untuk bunuh diri.
Itulah ciri-ciri dari gangguang kesehatan mental yang harus kita kenali.
Stres juga adalah salah satu ciri yang sering kita dengar dan dikaitkan sebagai penyebab dari gangguan kesehatan mental. Untuk bisa mencegah terjadinya stres yang berarti juga akan mencegah terjadinya gangguan kesehatan mental, ada beberapa cara yang bisa kita lakukan, antar lain:
- Meditasi
Ialah salah satu bentuk latihan untuk melatih fokus pikiran, sehingga kita bisa merasa lebih tenang, nyaman dan produktif. Meditasi bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun tanpa harus mengeluarkan biaya. Dengan lebih rutin melakukan meditasi, bisa mengurangi kecemasan yang dapat menimbulkan stres.
- Melakukan yoga
Yoga adalah salah satu kegiatan yang populer dilakukan untuk menghilangkan stres. Aktivitas fisik ini juga melibatkan meditasi dengan teknik peregangan, pernapasan, kelenturan badan, dan keseimbangan untuk dapat menyelaraskan banyak hal dalam tubuh.
- Mengkonsumsi makanan sehat
Mengatur pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan yang sehat juga bisa menghilangkan stres. Pasalnya makanan yang kita konsumsi akan membuat kita selalu merasa fresh dan dapat menghindarkan kita dari penyakit.
- Melakukan aktivitas yang menyenangkan
Melakukan kegiatan yang kita sukai seperti memasak, berkebun, melukis, menonton film, menulis dan kegiatan lainnya dapat meningkatkan hormon dopamin kita. Sehingga kita akan merasa bahagia dan tidak merasa jenuh. Pikiran kita juga akan menjadi rileks.
- Olahraga secara rutin
Selain membuat tubuh kita menjadi lebih sehat, olehraga secara teratur juga dapat menghilangkan stres, otot-otot tubuh kita akan menjadi rileks, dan juga dapat memperbaiki suasana hati. Olahraga yang dilakukan pun tidak perlu olahraga yang berat, cukup bersepeda atau dengan lari santai.
- Menulis jurnal
Salah satu hal paling sederhana yang sangat berpengaruh dalam mengurangi rasa stres adalah dengan menulis jurnal. Menuliskan bagaimana suasana hati yang kita alami, apa yang kita benci, apa yang kita sukai, dan apa yang membuat kita bahagia mampu membuat beban pikiran kita berkurang. Dengan menulis jurnal kita menjadi lebih terbuka dengan diri kita sendiri. Selain itu kita menjadi bebas untuk mengutarakan apapun tanpa harus takut didikte orang lain atas perasaan kita.
Ada banyak sekali pembahasan mengenai kesehatan mental yang dapat kita temukan. Semoga pembahasan dalam tulisan ini bisa bermanfaat untuk kalian teman-teman pembaca. Mari kita sama-sama belajar untuk menjadi manusia dengan mental yang sehat, untuk masa depan kita yang lebih baik.Â
Seperti kata Raditya Oloan, "Jangan kasih titik, kalau Tuhan mau kasih koma". Maka jangan juga berhenti kalau Tuhan masih memberikan kita kesempatan untuk bisa memperbaiki diri dan menjadi pribadi yang lebih baik.
    Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H