Mohon tunggu...
Erianto Simalango.com
Erianto Simalango.com Mohon Tunggu... Administrasi - Online Digital Marketing untuk Pemula

Provokator Internet Marketing (Praktisi | Optimizer | Konsultan )

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Betah Ditransit

1 September 2010   05:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:33 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seorang Bos menugaskan anak buahnya untuk pergi ke ujung Indonesia Timur untuk sebuah kepentingan bisnis. Agar semua tugas bisa terpenuhi ia memberi bekal tiket pesawat, uang makan, uang akomodasi dan perbekalan lainnya.

Karena jaraknya cukup jauh maka anak buah tersebut harus transit dahulu di Bali beberapa jam.
Ketika transit di Bali, sang anak buah begitu terpesona dengan Bali. Melihat begitu banyak orang dari berbagai bangsa di Airport membuatnya terkesima.
Karena masih ada waktu, ia lalu memutuskan untuk melihat suasana di luar airport.

Bahkan ia menyempatkan diri naik taksi ke Denpasar dan Kuta.
Makin lama melihat Bali ia makin tertarik.
Ia lalu memutuskan untuk menginap di sana, ia gunakan semua fasilitas kantor dari bosnya untuk menikmati indahnya Bali, sampai akhirnya uangnya habis.

Tanpa terasa ia sudah seminggu berada di Bali.
Menurut Anda apa yang terjadi ketika ia bertemu dengan Bosnya?
Apakah ia akan dipuji? Apakah ia akan diberi hadiah? Atau ia akan dihukum?
Apakah ia berani bertemu Bosnya?

Hikmah atas artiket tersebut :
Tahukah Anda, pegawai itu mewakili sebagian besar manusia?
Ya, manusia. Mungkin juga kita.
Manusia diciptakan Allah untuk tugas menjadi rahmat bagi sekalian alam.

Hidup di dunia adalah transit bagi manusia untuk hidup yang lebih lama setelah kematian, dan bertemu Sang Pencipta.
Tapi banyak orang yang lupa bahwa ada tujuan lain setelah kehidupan di dunia.
Manusia sudah terlalu bersuka cita dengan keindahan transit di dunia dan melupakan dunia lain yang lebih nikmat.
Kita diberi fasilitas otak, raga dan jiwa untuk bisa sampai ke tujuan bertemu dengan sang Pencipta.

Tapi kita gunakan semua potensi kita hanya untuk kebutuhan sementara transit di dunia.
Semoga saja kita tidak termasuk orang yang terlena di transit dunia ini atau sudah mulai menyadari bahwa kita sedang transi.


Oce bro...?

Erianto Simalango
Salam Sukses, berakar & bertumbuh
ericserianto@gmail.com
http://www.eriantosimalango.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun