Apa sih Cinta itu? Pertanyaan serupa seringkali muncul begitu saja ketika topik yang dibahas adalah seputar cinta. Sebenarnya definisi cinta sendiri tak terbatas dan berbeda tergantung persepsi masing-masing orang. Menurut Plato, cinta (eros) adalah dorongan jiwa manusia untuk mencapai keindahan dan kebaikan yang lebih tinggi. Dalam karya Symposium, Plato menggambarkan cinta bukan hanya sebagai hasrat fisik, tetapi sebagai perjalanan spiritual menuju pemahaman akan keindahan yang murni dan abadi. Singkatnya, cinta merupakan perasaan yang timbul dan menyebabkan ledakan kebahagiaan dalam diri yang dimulai dengan rasa berdebar di hati.
Cinta kepada individu lain tentunya mudah untuk dideskripsikan. Ketika kita merasakan perasaan yang aneh dan asing ketika bertemu dengn individu tersebut yang menimbulkan getaran bahagia dan rindu ketika tidak bertemu dapat diartikan sebagai awal mula dari perasaan cinta. Minimal ada sedikit rasa ingin terlihat baik di matanya. Entah dari segi penampilan atau pencapaian, pasti ada sedikit rasa ingin diperhatikan oleh yang dicintai. lalu bagaimana dengan cinta kepada diri sendiri?
Jika kepada individu lain kita mencoba yang terbaik untuk mereka, lalu bagaimaan dengan diri kita sendiri? Bagaimana cara kita menunjukkan rasa cinta kita terhadap diri kita sendiri? Contohnya, ketika kita membelikan hadiah atau kado untuk orang lain. Terkadang kita ingin membelikan hadiah terbaik bahkan tak jarang kita mengabaikan harga. Yang ada di pikiran kita hanyalah kita mencoba sebaik mungkin untuk membuat mereka senang. Namun, tak jarang juga kita malah kadang bersikap lebih "pelit" dan perhitungan terhadap diri sendiri. Padahal pada kenyataannnya diri kita sendiri adalah prioritas dalam hidup kita. Berbeda dengan egois, rasa cinta terhadap diri dilakukan untuk melindungi mental dan batin kita serta memberikan sedikit apresiasi dan ketenangan untuk setiap pencapaian dan masalah yang kita hadapi. Seperti lirik lagu dari band Last Child "Hanya diri sendiri, dan tak mungkin orang lain dapat mengerti...", yang dapat memahami diri kita adalah kita sendiri. Maka dari itu, perlunya menjaga mental health dimulai dari diri sendiri.
Lalu bagaimana cara kita menunjukkan rasa cinta kepada diri sendiri?
Berikut merupakan langkah-langkah sederhana untuk mulai mencintai diri sendiri:
- Hindari Terlalu Berekspektasi pada Keadaan atau Orang Lain
 Ekspektasi yang berlebihan terhadap keadaan dan orang dapat membuat kita lemah dan mudah terluka. Pada dasarnya, ktta sendiri yang menetapkan target dan membuat alam bawah sadar kita meyakini bahwa kita dapat mencapai hal tersebut. Sikap kita yang terlalu percaya dan mengandalkan orang lain juga sama halnya dengan ekspektasi yang berlebihan. KIta harus ingat bahwa kita hidup untuk merencanakan. Karena hidup berjalan tidak selalu sesuai dengan prediksi atau rencana kita, maka kita harus belajar untuk ikhlas dan tidak terlalu berekspektasi kepada keadaan atau orang.Â
- Mencoba Melihat dari Sudut Pandang yang Berbeda
Pentingnya selalu mencoba memahami orang lain dan melihat dari sisi berbeda. Cara pandag kita terhadap berbagai hal juga secara tidak langsung dapat mempengaruhi keadaan hati dan mental kita. Kita perlu belajar memandang dari sudut pandang yang berbeda karena tidak semua keadaan yang terlihat sama itu sama seutuhnya. Terkadang kita memerlukan sisi imajinasi yang nyata dalam konteks ini dengan begitu kita tidak mudah menjadi manipulatif dan playing victim ketika terluka. Hal ini juga dapat digunakan ketika kita berada dalam bahaya ataupun kepanikan. Dengan melihat dari sudut pandang yang berbeda kita dapat mengidentifasi perilaku dan menyesuaikan sikap kita sesuai keadaan.
- Bersyukur
Pentingnya untuk selalu bersyukur dengan keadaan. Keadaan metal yang kuat juga didukung dengan seringnya kita bersyukur dalam setiap keadaan. banyak rang yang memiliki keadaan yang jauh lebih sulit dari kita dan mereka mtetap menjalaninya dengan hati lapang. Bersyukur dapat melatih kita kuat menghadapi keadaan dan tetap bersikap tenang.Â
- Mencoba Media Penyaluran Emosi
Menyalurkan emosi bukan dengan cara marah-marah atau badmood sepanjang hari kepada setiap orang yang kita temui. Menyalurkan emosi dapat dilakukan dengan menyenangkan diri sendiri. Jika kita lelah kita bisa tidur sejenak. Jika kita malas berpikir keras dan mudah pusing karenanya, kita dapat menghibur diri dengan melakukan hobi. Banyak  hal positif yang dapat dilakukan untuk menyalurkan emosi daripada memendamnya. Emosi negatif yang sering dipendam daripada disalurkan akan membuat kita tidak nyaman dan juga secara tidak langsung menyakiti fisik kita dari dalam.
Self reward adalah bentuk pengapresiasian terhadap sekecil apapun pencapaian diri kita sendiri. Self reward dapat berupa healing atau membelanjakan diri dengan hal-hal yang kita sukai. Intinya, kita dapat mengistirahatkan diri dengan melakuakn dan mendapatkan hal-hal yang kita inginkan oleh diri kita sendiri.
- Berhenti jadi People Pleaser
Jangan memaksakan diri untuk selalu membahagianakan orang lain dan terlalu jadi orang 'gak enakan' sampai mengabaikan keadaan diri sendiri. People pleaser adalah seseorang yang memiliki dorongan kuat untuk selalu menyenangkan orang lain, sering kali dengan mengorbankan kebutuhan, perasaan, atau keinginannya sendiri. Orang dengan kecenderungan ini biasanya merasa tidak nyaman mengatakan "tidak" dan berusaha keras untuk menghindari konflik, mencari persetujuan, dan takut mengecewakan orang lain. Kebiasaan people pleaser akan membuat kita lelah dan ibarat memendam pendapat serta emosi diri, suatu saat akan meledak menjadi bom waktu yang malah pada akhirnya akan merugikan diri sendiri dan orang lain.
Yuk mulai belajar mencinti diri sendiri dengan langkah-langkah yang sudah dijelaskan di atas! Semangat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H