Berbelanja kebutuhan sehari-hari bisa dilakukan di banyak tempat, salah satunya yaitu di pasar tradisional yang menjadi langganan ibu-ibu. Meskipun keberadaan swalayan atau minimarket semakin menjamur, namun masih banyak masyarakat yang memanfaatkan pasar tradisional atau pasar rakyat untuk membeli kebutuhan sehari-hari karena masih melekat dengan tradisi tawar-menawar.
Waktu kecil dulu saya sering ikut dengan ibu saya berbelanja di pasar tradisional. Bahkan, beberapa pedagang di sana sudah kenal dengan saya karena sering dibawa oleh ibu. Sepulang dari pasar biasanya kami selalu makan bakso di tempat langganan. Ya, meskipun lingkungannya tidak sebersih di minimarket, namun kami masih bisa menikmatinya karena ada sensasi tersendiri.
Pasar tradisional tentunya banyak dimasuki oleh banyak orang karena merupakan tempat umum sehingga banyak tipe orang yang ada di sini. Selama memanfaatkan pasar tradisional untuk membeli bahan makanan atau buah-buahan, saya mendapati beberapa tipe orang menyebalkan seperti berikut.
#1 Tipe orang yang suka menyenggol dengan barang belanjaannya
Di pasar tradisional banyak lalu-lalang para pelanggan yang membawa barang belanjaannya di tangan kiri dan kanan. Tak jarang antara pelanggan satu dengan pelanggan lainnya sering bersenggolan karena jalan yang begitu sempit. Hal paling menyebalkan ketika pelanggan yang tidak memikirkan lingkungan sekitar sehingga seenaknya saja menyenggol orang lain dan terlalu memaksakan untuk lewat tanpa basa-basi.
#2 Tipe orang yang buang sampah sembarangan
Lingkungan pasar tradisional identik dengan kotor dan kumuh terlebih yang lantainya belum dipasang keramik sehingga becek sudah jadi risiko. Sudah kotor dan kumuh, ditambah masih banyak orang di dalam pasar yang buang sampah sembarangan. Mungkin mereka melakukannya karena melihat keadaan pasar yang kumuh atau memang sudah jadi kebiasaan. Padahal, hal itu yang malah bikin pasar semakin kotor dan bau.
#3 Tipe pedagang yang sibuk ngobrol dengan pedagang lain sehingga pembeli kurang dilayani dengan baik
Pelayanan di pasar tradisional memang terkenal kurang begitu baik dibandingkan saat berbelanja di minimarket dengan sistem swalayan. Masih ada beberapa pedagang yang tidak melayani pembeli dengan sebagaimana mestinya karena sibuk mengobrol dengan pedagang lain di sampingnya. Hal ini membuat pembeli kesal karena saat bertanya mengenai harga si pedagang seperti pura-pura tidak mendengar.
#4 Preman pasar yang sering kali meresahkan
Pasar tradisional memang tidak akan lepas dengan preman yang berkeliaran. Meskipun beberapa kali sudah ditertibkan namun masih ada saja preman yang membandel. Keberadaan preman tentunya sangat meresahkan pembeli maupun pedagang. Apalagi preman yang terlalu berisik sehingga membuat suasana pasar tidak kondusif. Beberapa preman bahkan ada yang melakukan cat calling kepada pelanggan wanita yang ada di pasar.
#5 Pengemudi ojek yang memaksa untuk menarik penumpang
Di sekitar pasar tradisional biasanya banyak para pengemudi ojek pangkalan yang menunggu calon sewa keluar dari dalam pasar. Mereka bahkan selalu masuk ke dalam pasar untuk menjemput bola sekalian membantu calon sewa mengangkat barang belanjaannya. Namun, terkadang ada saja pengemudi ojek yang terkesan memaksa untuk mengangkut barang belanjaan calon sewa ke motornya meskipun si pelanggan tidak berniat naik ojek.
Itulah beberapa tipe orang menyebalkan di pasar tradisional yang saya temukan. Pasar tradisional tentunya menjadi aset sebagai tempat berbelanja sebagian besar masyarakat dengan sistem tawar-menawar. Kita sebagai pelanggan tentu harus menjaga kelestarian pasar tradisional agar keberadaannya tidak tergantikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H