Fenomena judi online sudah menjadi masalah sangat serius yang perlu ditangani dengan serius pula. Layaknya rokok, judi online juga bersifat adiktif. Judi online menimbulkan segudang masalah. Tidak hanya masalah keuangan, namun juga masalah rumah tangga sampai menyangkut dengan nyawa seseorang. Cukup banyak kasus pembunuhan yang dilatarbelakangi karena judi online.
Ironinya, kini pelaku judi online tidak hanya menyasar golongan dewasa hingga tua saja, namun anak-anak juga sudah menjadi korbannya. Baru-baru ini, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan ada sebanyak 80 ribu anak di bawah usia 10 tahun yang menjadi pemain judi online. Hal ini tentunya menjadi fenomena yang amat sangat disayangkan. Masih kecil sudah bermain judi, bagaimana kalau sudah besar?
Dari data tersebut, provinsi Jawa Barat menyumbang jumlah terbesar terkait anak yang menjadi pemain judi online, yakni sebanyak 41 ribu orang. Sementara itu Jakarta Barat menjadi kota dengan penyumbang terbanyak dengan total 4.300 anak yang terpapar kecanduan judi online. Sebuah statistik yang sangat memprihatinkan.
Penyebab anak kecanduan main judi online
Cukup banyak penyebab mengapa anak-anak menjadi kecanduan bermain judi online. Salah satu faktornya adalah kecanggihan teknologi. Gadget yang mereka pakai menjadi pembuka akses untuk menjangkau situs-situs judi online. Awalnya hanya coba-coba, lama-kelamaan menjadi kecanduan karena bagi mereka hal itu sangat menyenangkan seperti bermain gim pada umumnya.
Lingkungan pergaulan yang buruk juga menjadi pemicu mengapa semakin banyak anak yang bermain judi online tanpa tahu konsekuensinya. Terlebih, yang namanya anak-anak rasa keingintahuannya masih sangat tinggi. Hal itu yang mendorong anak-anak untuk menjangkau situs judi online karena aksesibilitasnya yang mudah.
Faktor utama penyebab fenomena anak kecanduan judi online karena minimnya interaksi antara orang tua dengan anak. Pemberian gadget kepada anak di bawah umur menjadi pemicu terjadinya hal-hal menyimpang pada anak. Orang tua membelikan gadget pada anak meskipun belum cukup umurnya karena dalih kasih sayang. Pada kenyataannya, tindakan tersebut malah jadi bumerang jika orang tua acuh tak acuh.
Orang tua gagal dalam mengawasi perilaku anak mereka
Orang tua mempunyai andil paling besar terhadap perilaku anak baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Semakin banyaknya anak yang bermain judi online mencerminkan betapa gagalnya orang tua dalam mengawasi perilaku anaknya. Mereka tidak mampu mengontrol perilaku anaknya sehingga anak-anak mereka terjerumus ke dalam perilaku yang jauh menyimpang.
Pemberian gadget kepada anak tanpa pengawasan dapat membuat anak menjangkau situs-situs dewasa yang tak seharusnya dijangkau. Anak-anak merasa bebas karena orang tua mereka sama sekali tidak memedulikan apa yang mereka lakukan dengan gadgetnya masing-masing. Jika ini dibiarkan terus-menerus, mental anak-anak akan semakin rusak yang pada akhirnya dapat berdampak terhadap pendidikan dan masa depannya.
Pemerintah harus segera bertindak cepat
Makin menjamurnya pemain judi online di kalangan anak-anak harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah. Perlunya ada tindakan yang cepat agar fenomena ini tidak berkelanjutan. Memblokir situs judi online tentunya bukan menjadi solusi satu-satunya karena masih banyak akses untuk bermain judi.
Pemerintah perlu turun tangan langsung dalam tindakan pencegahan yang salah satunya dengan cara mengadakan sosialisasi nyata kepada semua kalangan masyarakat, terutama kepada anak-anak sekolah yang kemampuan mengakses internetnya jauh lebih mahir daripada orang tua mereka sendiri. Tindakan pencegahan ini harus dimulai sedini mungkin agar tidak ada lagi korban judi online di kalangan anak-anak.
Anak-anak menjadi aset berharga bagi bangsa dalam waktu beberapa puluh tahun ke depan. Jika perilaku anak-anak di zaman sekarang sudah menyimpang jauh, bukan tidak mungkin bahwa generasi emas 2045 yang diagung-agungkan itu hanya jadi angan belaka saja.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H