4. Budaya toxic masculinity di lingkungan masyarakat
Budaya toxic masculinity di lingkungan masyarakat yang mengakar tentunya membuat laki-laki enggan untuk menangis meskipun keadaan sangat berat. Masyarakat yang menganggap laki-laki harus tangguh dan kuat akan membuat laki-laki merasa malu jika harus menangis di hadapan orang. Ada beberapa orang yang menganggap laki-laki itu lemah jika dirinya menangis atau bahkan curhat sekalipun.
5. Menangis di waktu dan tempat yang tepat
Tidak terlihat menangis bukan berarti laki-laki itu tidak bisa menangis. Justru laki-laki itu mempunyai emosi yang kuat namun tidak diperlihatkannya. Mereka memilih menangis jika keadaan sudah memungkinkan seperti menangis seorang diri di tempat yang jauh dari keramaian. Ia tidak ingin menangis di hadapan orang terdekatnya karena khawatir hal itu akan membuat mereka merasa iba atau kasihan.
Itulah beberapa alasan yang mendasari laki-laki jarang terlihat menangis. Kembali lagi, menangis itu tidak didasari pada gender tertentu. Baik perempuan maupun laki-laki berhak untuk mengekspresikan dirinya dengan menangis. Sebab, laki-laki juga adalah manusia biasa yang berhak menangis dalam kondisi apapun.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H